Dark/Light Mode

Uap Panas Tak Bunuh Covid, Malah Bikin Luka Bakar Kulit Dan Saluran Pernapasan

Senin, 16 Agustus 2021 07:00 WIB
Menghirup uap panas tidak terbukti ampuh mematikan virus dalam tubuh. Justru sebaliknya, sangat berbahaya untuk kesehatan. (Foto : Istimewa).
Menghirup uap panas tidak terbukti ampuh mematikan virus dalam tubuh. Justru sebaliknya, sangat berbahaya untuk kesehatan. (Foto : Istimewa).

 Sebelumnya 
TurnBackHoax menegaskan, belum ada penelitian kesehatan yang secara resmi membuktikan hirup uap air panas bisa membunuh Covid-19. “Jangan mudah percaya dengan informasi yang tanpa fakta,” kata dalbo_27.

Gideon_aprilian mengatakan, hoaks terkait Covid-19 seperti ini harus cepat diklarifikasi pemerintah agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Hoaks uap Covid-19 sudah mendarah daging dan menyebar dengan sangat cepat. Bahkan, lebih cepat dari edukasinya.

“Kenapa sih orang-orang parah banget. Suka aneh-aneh, chip lah, pake uap lah, beli obat keras sendiri, dikasih tahu dokter nggak mau, dengar konspirasi langsung berapi-api,” ujar lsayrsarie.

Baca juga : Sisa 29 Pasien Covid, Puskesmas Di Kranji Mulai Bernapas Lega

Ferdyfrideric mengungkapkan, terapi hirup uap panas sudah ada sejak dahulu dan menjadi resep turun temurun. Uap bisa untuk melegakan pernapasan, untuk flu atau hidung tersumbat.

“Ada kok kearifan lokal yang bisa diadopsi juga untuk mengatasi kepanikan di masa pandemi,” katanya.

“Uap panas dicampur minyak kayu putih setidaknya membuat lega pernapasan dan dahak jadi keluar,” ujar rashantidewi.

Baca juga : Pejalan Kaki Masuk Cakupan Asuransi Kecelakaan Jasa Raharja

“Betul, soalnya anak saya dulu masih bayi batuk pilek parah dibawa ke dokter juga diuap biar napasnya lega kata dokter,” ungkap irul_3795.

Disinisadat meminta masyarakat lebih jeli memilih informasi. Dalam urusan kesehatan, dengarkanlah pakar kesehatan. Mereka lebih dulu belajar kesehatan.

Mharisman mengatakan, bagi yang tidak ada gejala atau gejala ringan, cukup isolasi mandiri dan tidak perlu terapi, obat aneh-aneh. Jangan konsumsi sendiri obat yang masuk kategori resep, serta jangan berlebihan. “Pakai obat non-resep, itu pun kalau perlu saja,” tuturnya. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.