Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mantan Direktur WHO Prof. Tjandra Yoga Aditama

Pelonggaran Aman, Kalau Kasus Turun Hingga Seperempat Dari Angka Tertinggi

Senin, 16 Agustus 2021 10:45 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Selain itu, beberapa kota di India juga mulai melakukan pembatasan sosial sampai lockdown. New Delhi, Ibu Kota India mulai menerapkan lockdown total pada 17 April 2021.

Kota Mumbai mulai lockdown pada 21 April, setelah seminggu sebelumnya memberlakukan jam malam, menutup mall, bioskop dan sebagainya.

"Dengan berbagai kegiatan itu, kasus tidak langsung turun. Masih naik sampai  3 minggu lagi, dan mencapai puncaknya pada 6 Mei 2021, dengan 414.188 kasus baru. Setelah itu, baru menurun," terang Prof. Tjandra. 

Baca juga : Prof. Tjandra: Jangan Asal Longgarkan PPKM, Cek Dulu Poin-poin Penting Ini

Sesudah 1 bulan pada 6 Juni 2021, kasus baru turun menjadi 100.636. Seperempat kali lebih kecil dibanding saat puncak kasus.

Setelah 2 bulan dari puncak kasus, maka pada 6 Juli 2021 sudah menjadi 43.733 kasus baru. Turun 10 kali lipat.

Ketika kasus sudah turun sekitar hampir seperempat dari kasus angka yang paling tinggi, maka beberapa kota mulai melonggarkan lockdown.

Baca juga : Kasus Baru Belum Turun, Genjot 5 Hal Ini Kalau Mau Terwujud

Tanggal 31 Mei 2021, Pemerintah New Delhi mulai melakukan pelonggaran. Mereka menyebutnya unlocking process, sekitar 1,5 bulan setelah menjalani lockdown.

Sesudah lebih dari 1,5 bulan lockdown, Mumbai mengumumkan memulai pelonggaran dalam 5 tahap pada 6 Juni 2021, dengan istilah 5 step unlock plan.

"Sekali lagi, perbandingannya tidak bisa apple to apple. Tapi proses pelonggaran lockdown di New Delhi dan Mumbai, mungkin dapat jadi salah satu bahan pertimbangan untuk keputusan malam ini," pungkas Prof. Tjandra yang juga mantan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.