Dark/Light Mode

Insan Pers Berduka

Abdullah Lahay, Wartawan Perintis Terbentuknya Provinsi Gorontalo Telah Berpulang

Minggu, 3 Oktober 2021 18:59 WIB
Abdullah Lahay. (Foto: Istimewa)
Abdullah Lahay. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Kabar duka itu menyebar cepat di grup-grup WhatsApp dan media sosial kalangan wartawan. Banyak wartawan yang turut berbela sungkawa atas kepergian Bang Dullah.

Wartawan senior yang merasa kehilangan dan turut mendoakan itu antara lain Ilham Bintang (Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat), Marah Sakti Siregar, Mahmud Marhaba, Eko Pamuji, Rony Simon, Suprapto, AR Loebis, Hermansyah, Datiz van Datu, Gunawan Setiadi, Mohammad Nasir dan Karim Paputungan.

Ghofur menuturkan, ketika masih bekerja dengan Bang Dullah, saat itu bertepatan dengan pemekaran dan pembentukan Provinsi Gorontalo. Bang Dullah berperan dalam pembentukan opini publik, terutama agar maksud awal dibentuknya Provinsi Gorontalo mendapatkan dukungan masyarakat luas.

Baca juga : Sabar, Jangan Tergesa-gesa Lepas Prokes, Corona Masih Berkeliaran

Apalagi pemekaran itu mendapat hambatan, bukan saja dari kelompok masyarakat yang tidak setuju, tapi juga beberapa tokoh daerah di pusat ikut-ikut menentang.

Sebagai peliput di DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), Ghofur memiliki akses dengan Komisi II yang membidangi Pemerintah Dalam Negeri. Atas pesan Bang Dullah, dia berhasil mempertemukannya dengan HM La Ode Djeni Hasmar. La Ode sebagai koordinator pemekaran daerah seluruh Indonesia. Pertemuan berlangsung baik, bahkan ditindaklanjuti dengan seminar dan dialog publik. Gaung bersambut.

Puncaknya DPR menyetujui Gorontalo sebagai provinsi baru. Terpilih sebagai gubernur adalah Fadel Muhammad. Bang Dullah belakangan menerbitkan dan memimpin koran Limbato Expres.

Baca juga : Banyak Wartawan Meninggal Karena Covid-19, Imin Ikut Berduka

“Saya dalam kapasitas sebagai Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pernah berkunjung ke Gorontalo,” ujar Ghofur.

Lalu Bang Dullah mengutus anak buahnya menjemput Ghofur di hotel. Mereka kemudian berkeliling, antara lain meninjau percetakan.

"Pak Ghofur, nama kita berdua seharusnya masuk dalam tugu prasasti sebagai ujung tombak pembentuk Provinsi Gorontalo," ujar Bang Dullah kepada Ghofur berkelakar.

Baca juga : Innalillahi, Mantan Menteri Penerangan Harmoko Berpulang

Nur Alim, rekan almarhum seperti dikutip Ghofur mengungkapkan bahwa Bang Dullah juga menerbitkan tabloid perjuangan bernama "Swara Gorontalo". Tabloid ini berkantor di kawasan Setia Budi Jakarta Selatan. Milik Karim Kono, tokoh Gorontalo, politisi dan pengusaha.

Nur Alim diajak bergabung sebagai editor tabloid tersebut. Sayangnya setelah Gorontalo menjadi provinsi terpisah dari Sulawesi Utara, tabloid "Swara Gorontalo" pun ditutup.

Ucapan duka terucap dari Abdullah Lahay, terakhir aktif sebagai komisaris sekaligus Pemimpin Redaksi media online Tilongkabila. "Selamat jalan Bang Dullah. Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," ujar Abdullah Lahay. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.