Dark/Light Mode

Muktamar IMM

Ketum Muhammadiyah: Boleh Demo, Tapi Tradisi Iqra Harus Melekat Pada Mahasiswa

Jumat, 22 Oktober 2021 10:40 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. (Foto : Muhammadiyah)
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. (Foto : Muhammadiyah)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir tidak mempermasalahkan mahasiswa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) unjuk rasa. Tapi dia mengingatkan mahasiswa harus memupuk karakter intelektualisme sebagai basis pengembangan gerakan, kekuatan gerakan dan perangkat pergerakan.

“Tradisi iqra' menurut Haedar harus terus melekat dalam jiwa mahasiswa IMM. Tradisi ulul albab harus menjadi bagian dari karakter dan tradisi intelektualisme profetik di mana pengembangan nilai-nilai pemikiran.

"Mengintegrasikan antara wahyu dan realitas kehidupan harus menjadi modal besar bagi IMM menyandang nama mahasiswa sekaligus menyandang integritas intelektualitas Muhammadiyah,” kata Haedar dalam sambutan Muktamar IMM ke-XIX di Kendari, dilansir situs Muhamamadiyah, Jumat (22/10). 

Baca juga : HNW: Muhammadiyah Terlibat Aktif Merancang Pancasila

“Ananda boleh demo, ananda boleh berpraksis sosial, ananda boleh berperan dalam peran-peran nyata, apalagi ananda berekspresi dan berkreasi dalam karya-karya keilmuan. Tetapi dasar semuanya haruslah dasar keilmuan. IMM tidak boleh berpikir, berkata, bertindak tanpa horison dan basis keilmuan yang kuat,” ujarnya.

"Tidak masalah demo dan kegiatan-kegiatan praktis, tapi harus berpondasi pada keilmuan dan ilmu yang dimiliki IMM adalah ilmu yang mencerdaskan dan mencerahkan ilmu. Ilmu tidak untuk ilmu. Ilmu tidak di menara gading, tapi ilmu harus membawa rahmatan lil alamin," imbuhnya.

Haedar juga berpesan agar selain menguatkan karakter intelektual, IMM juga perlu menguatkan sisi religiusitas terutama lewat karakter integritas dan akhlak mulia.

Baca juga : Muhammadiyah: Politisi Ikan Lele Perburuk Penanganan Pandemi Covid-19

“Setinggi-tinggi ananda memiliki ilmu, seluas ananda memiliki pergaulan dan sehebat ananda memiliki posisi, semuanya akan menjadi hambar bahkan luruh ketika kehilangan pondasi akal dan integritas akhlak. Kekuatan sebuah bangsa, mati hidupnya umat dalam sejarah kehidupan umat manusia,  tergantung pada akhlaknya,” kata Haedar.

“Maka berakhlaklah dengan akhlak yang tawaduk, berintegritas tinggi. Kita boleh kehilangan apa saja tapi jangan sampai kehilangan moralitas luhur kita karena itulah harga yang termahal di dalam kehidupan kita,” pesannya.

“Semuanya harus terus belajar. Jangan pernah merasa diri sudah paham, sudah hebat, sudah optimal. Kita semua adalah pembelajar kehidupan. Semakin kita berada di posisi yang tinggi, jiwa, hati dan pikiran kita harus tetap merunduk agar kita tetap waspada dan memiliki hikmah dan kebijaksanaan dalam kehidupan. Lebih-lebih ketika suatu saat ananda sekalian diberi amanat untuk memimpin bangsa, umat dan negeri tercinta,” pungkas Haedar. [IPL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.