Dark/Light Mode

Catatan Djoko Setijowarno

Kesepakatan Penanganan Perlintasan Sebidang Rel Kereta Api-Jalan Raya

Senin, 25 Oktober 2021 14:15 WIB
Jalur kereta api di Sumatera Barat. (Foto: Istimewa)
Jalur kereta api di Sumatera Barat. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Ketiga, merencanakan dan merealisasikan peningkatan penataan keselamatan pada perlintasan sebidang menjadi perlintasan tidak sebidang yang menyediakan akses bagi pejalan kaki, menormalisasikan jalur kereta api dalam bentuk penutupan cikal bakal perlintasan sebidang, dan penertiban bangunan liar yang berada di ruang milik jalur kereta api serta pengelolaan perlintasan sebidang.

Keempat, mendorong masyarakat untuk ikut peduli dan sadar hukum untuk keselamatan di perlintasan sebidang dan jalur kereta api. Kelima, melakukan gerakan tertib berlalu-lintas dan penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu-lintas di perlintasan sebidang. Dan keenam, mensosialisasikan dan mempromosikan budaya keselamatan perkeretaapian di perlintasan sebidang.

Baca juga : Ke NTT, Jokowi Siap Resmikan Penggabungan Pelindo Dan Terminal Multipurpose Di Labuan Bajo

Memperlancar Perjalanan KA
Memperlancar operasional perkeretaapian tidak hanya membenahi dari sterilisasi jalur kereta, namun dapat juga membangun perlintasan menjadi tidak sebidang. Data dari Badan Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat menyebutkan jumlah titik perlintasan KA (aktif) dengan jalan nasional di Sumatera Barat 7 titik, yaitu di Kota Padang 2 titik, Kabupaten Padang Pariaman 4 titik dan Kota Pariaman 1 titik. 

Setidaknya, dalam waktu dekat akan dibangun tiga jalan layang (flyover) di jalan nasional oleh Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, yakni Jalan Prof Hamka, Jalan Adinegoro, dan Jalan Raya Padang-Bukittinggi. Studi kelayakan (feasibility study) sudah dimulai tahun 2014.

Baca juga : Perkeretaapian Di Masa Depan

Perlintasan sebidang yang nantinya dapat tertangani, selain mengatasi kecelakaan lalu lintas juga dapat memperlancar operasional perkeretaapian di Sumatera Barat. Ke depan, akan dioperasikan kereta komuter dengan layanan hingga Stasiun Pauh Lima (akses Kampus Univeritas Andalas) dan angkutan barang mengangkut CPO dari Naras. Juga perpanjangan lintas KA dari Stasiun Naras hingga Sungai Limau sepanjang 7,5 kilometer.

Reaktivasi perlu disegerakan untuk jalur Kayutanam-Padang Panjang-Solok-Muara Kalaban-Sawahlunto (95,3 km), jalur Padang Panjang-Bukititinggi-Payakumbuh-Limbanang (72,4 km), Muara Kalaban-Padang Sibusuk-Muaro (26 km) dan Muaro-Pekanbaru (220 km). Selain bermanfaat untuk mengangkut penumpang juga untuk pengembangan pariwisata di Sumatera Barat dan dapat terhubung hingga Pekanbaru, Riau.

Baca juga : Transportasi Perbatasan Untuk Bangkitkan Perekonomian Mahakam Ulu

Saat ini, jalur KA aktif di Sumatera Barat mengoperasikan 4 KA, yakni KA Sibinuang di lintas Padang-Naras (sejauh 67,5 km), KA Lembah Anai di lintas Bandara Internasional Minangkabau (BIM)-Kayutanam sepanjang 30,3 km, KA Minangkabau di lintas BIM-Pulau Air (32,4 km) dan KA Barang Semen Curah dan Klinker di lintas Indarung-Bukitputus-Teluk Bayur sepanjang 14,5 km.***

Penulis: Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.