Dark/Light Mode

Soal “Kemenag Hadiah Untuk NU”

Gus Yaqut Tak Merasa Salah

Selasa, 26 Oktober 2021 08:10 WIB
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat acara Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2021 di The Sunan Hotel, Solo, Senin (25/202021). (Foto: Humas Kemenag)
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat acara Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2021 di The Sunan Hotel, Solo, Senin (25/202021). (Foto: Humas Kemenag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dihajar kiri-kanan, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut, tetap bergeming. Dia merasa, pernyataannya soal “Kemenag hadiah untuk NU” sekedar obrolan di forum nahdliyin. Gus Yaqut merasa tak ada yang salah dari ucapannya itu.

Sudah hampir sepekan ini, Gus Yaqut menuai banyak kritik dan nasihat dari berbagai kalangan usai berbicara dalam Webinar Internasional bertajuk “Santri Membangun Negeri”, Rabu (20/10). Webinar yang digelar dalam rangka Hari Santri 2021 itu, tayang di YouTube TV9 Official. Dalam acara tersebut, politisi PKB itu menyebut, Kemenag merupakan hadiah negara khusus kepada NU.

Akibat pernyataannya itu, eks Komandan Banser itu, menuai protes keras. Anwar Abbas, tokoh Muhammadiyah yang juga Wakil Ketua MUI ini geram dengan pernyataan Gus Yaqut itu. Bahkan, saking geramnya, Anwar sampai mengusulkan untuk membubarkan saja Kementerian Agama.

Baca juga : Menag: Itu Ibaratnya Suami Istri Yang Nyebut Dunia Milik Kita Berdua, Salah Nggak?

Usai menuai banyak protes, Gus Yaqut akhirnya angkat suara. Bukannya meminta maaf atas pernyataannya itu, Gus Yaqut malah menuding, isu itu sengaja digoreng-goreng untuk menyerang dirinya. Padahal, omongannya itu, kata dia, disampaikan dalam forum internal keluarga besar NU untuk memotivasi para santri dan pesantren.

“Saya tidak tahu kemudian kok digoreng-goreng di publik” katanya, usai membuka acara Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2021 di The Sunan Hotel, Solo, kemarin.

“Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal,” tambahnya.

Baca juga : Yaqut Disentil PBNU, Haedar Nulis Artikel “Negara Milik Semua”

Mantan Ketua Umum GP Ansor itu menerangkan, dengan memotivasi santri dan kaum Nahdliyyin secara umum, NU diharapkan bisa tetap terbuka karena telah mendapat hadiah dari negara. “NU harus kembali kepada jati dirinya. Meskipun NU diberi sesuatu, NU harus tetap terbuka. NU harus tetap inklusif dan memberikan dirinya untuk kepentingan yang lebih besar,” ungkap dia.

Gus Yaqut juga membantah, selama ini, kementerian yang dipimpinnya memprioritaskan kebijakan dan penempatan jabatan hanya diisi oleh orang-orang NU. Menurutnya, semua kebijakan diambil dengan mempertimbangkan semua agama dan golongan.

“Bisa dibuktikan, apakah ada kebijakan Kemenag yang ditujukan hanya untuk NU? Tidak ada,” tegas mantan Wakil Ketua Komisi II DPR itu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.