Dark/Light Mode

Ramalan Covid Gelombang 3 Tak Sebesar Gelombang 2

Jangan Jumawa, Tetap Waspada

Selasa, 2 November 2021 06:20 WIB
Ilustrasi Covid-19. (Foto: Antara)
Ilustrasi Covid-19. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Satgas Penanganan Covid-19 memprediksi jumlah kasus pada gelombang ketiga Covid tidak akan sebesar gelombang sebelumnya. Sebab, sudah banyak orang yang divaksin dan punya kekebalan alami.

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah bicara kemungkinan gelombang ketiga Covid-19 bakal melanda Indonesia.

Menurutnya, pada gelombang ketiga jumlah orang yang terinfeksi virus Corona jauh lebih sedikit dari serangan gelombang kedua.

Baca juga : Penyelenggara Pemilu 2024 Jangan Gampang Tergoda...

“Dari hasil modelling yang kita keluarkan, kemungkinan besar tidak akan setinggi kemarin. Karena vaksinasi sudah masuk, banyak kekebalan alami dan kekebalan buatan yang sudah terjadi,” ungkap Dewi.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mengungkap kemungkinan gelombang ketiga Covid-19 melanda Indonesia. Namun, jumlah orang yang terinfeksi virus Corona jauh lebih sedikit dari serangan gelombang kedua.

Meski begitu, Dewi belum bisa memperkirakan berapa banyak masyarakat yang sudah memiliki antibodi, baik antibodi alamiah atau buatan. Saat ini, Kemenkes tengah menguji hal tersebut.

Baca juga : Hadapi Gelombang 3, Tak Cukup Bermodal Waspada

Menurut Dewi, kemungkinan peningkatan kasus lebih terlihat di luar Pulau Jawa-Bali. Kata dia, cakupan vaksinasi di luar Jawa-Bali masih di bawah 30 persen.

Sebelumnya, pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, jumlah penularan kasus harian Covid-19 tidak akan setinggi gelombang sebelumnya. Kemungkinan bisa sampai 30 ribu dan tidak akan melebihi 50 ribu.

“30 ribu ini kalau dilakukan tes. Kalau tes sekadarnya saja misalnya, paling yang ditemukan seribuan sampai 20 ribuan,” kata dia.

Baca juga : Kejagung Nggak Profesional Tangani Jaksa Nakal

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko mengatakan, Jakarta berpotensi menjadi provinsi dengan penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 terbanyak apabila gelombang ketiga benar-benar terjadi.

Meski begitu, Miko menilai kasus-kasus yang akan ditemukan kemungkinan lebih banyak pada pasien tanpa gejala atau gejala ringan, lantaran sudah memiliki antibodi.

Dengan begitu, lonjakan Covid-19 kemungkinan tidak sampai menyebabkan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di sejumlah fasilitas kesehatan Ibu Kota kolaps.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.