Dark/Light Mode

Diminta Luhut Berangus Mafia Pelabuhan

Kejaksaan Tebar Intel, Polisi Tunggu Laporan

Senin, 15 November 2021 07:15 WIB
Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin. (Foto: Dok. Kejagung)
Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin. (Foto: Dok. Kejagung)

 Sebelumnya 
Agus meminta peran serta dari masyarakat yang mengetahui adanya praktik curang di pelabuhan. Termasuk mendorong pengusaha yang memanfaatkan pelabuhan, agar melapor kepada polisi. “Laporan dulu dari pelaku usaha yang mengalami (praktik kecurangan),” jelasnya.

Sementara, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum bersikap mengenai praktik mafia di pelabuhan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan merasa geram dengan banyaknya permainan kotor di pelabuhan Indonesia.

Baca juga : ALFI Dukung Luhut Gebuk Mafia Pelabuhan

Atas praktik curang itu, Luhut meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan dan Polri berani menindak tegas mafia pelabuhan.

“Ayo kita ramai-ramai bentuk task force untuk memonitoring ini. Ini saya kira bagus dipenjarakan,” kata Luhut.

Luhut menilai, sistem pelabuhan di Indonesia masih belum efisien. Karena itu pemerintah saat ini tengah mengusahakan mengatur sistem yang membuat kerja seluruh pelabuhan di Indonesia menjadi efisien.

Baca juga : KPK Tindaklanjuti Permintaan Luhut Untuk Berantas Mafia Pelabuhan

Luhut menyebut, tahapan untuk memangkas birokrasi sudah dilakukan. Pemerintah juga sudah meluncurkan proyek percontohan, Batam Logistic Ecosystem.

Kata dia, proyek contoh itu menerapkan penyederhanaan proses logistik dan operasi tanpa henti di pelabuhan yang dapat mempersingkat waktu layanan serta mendorong lebih banyak investasi yang masuk.

Namun, kata Luhut, salah satu masalah pemerintah untuk mengefisienkan pelabuhan adalah pihak-pihak yang bermain di sana. Mafia itu memaksa sistem tetap ribet di saat pemerintah mau meringkasnya.

Baca juga : Manfaatkan Lalat BSF, KPI Kembangkan Peternakan Dan Pertanian Terintegrasi

“Ayo kita bawa orang ini (mafia), sudah jelas merusak sistem kita. Diganti atau dipenjarakan,” imbau Luhut. [BYU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.