Dark/Light Mode

Sampah Yang Bergizi

Senin, 22 Juli 2019 05:24 WIB
Ngopi - Sampah Yang Bergizi
Catatan :
DAUD FADILLAH

RM.id  Rakyat Merdeka - Alhamdulillah, sudah cukup kenyang saya merasakan duit hasil menjual sampah anorganik (tidak terurai), seperti botol plastik dan kaleng minuman. Tapi, saya belum merasakan manfaat sampah organik (bisa terurai), seperti sisa sayuran dan kulit buah-buahan.

Padahal, sudah banyak artikel tentang manfaat sampah organik sebagai pupuk melalui proses komposting. Dari artikel-artikel yang saya baca, proses komposting adalah memasukkan sampah organik dan bakteri starter ke dalam wadah seperti tong, dengan memperhatikan tingkat kelembabannya.

Hingga akhirnya, sampah organik menjadi lapuk (dekomposisi), atau lebih ngetop disebut sebagai kompos. Di tong itu pun dibuatkan saluran untuk menampung cairan hasil komposting. Kompos atau pupuk cair namanya.

Baca juga : Neymar Jr Belum Ada Yang Menawar

Cairan ini pun bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman. Begitu kira-kira gambaran sederhana proses komposting.

Setelah membaca berbagai artikel itu, saya jadi ingin mencoba memanfaatkan sampah organik sebagai pupuk untuk dua pohon anturium saya yang kurus merana. Daun dan tulang daunnya pun tipis. Kurang hijau. Kusam. Mungkin karena media tanam atau pupuknya sudah tidak bergizi lagi.

Dengan cara ngawur karena tidak melalui proses komposting yang ilmiah, seperti dalam artikel-artikel itu, saya mulai mencoba memanfaatkan sampah batang sayur bayam, batang kangkung, batang daun kemangi dan kulit jeruk.

Baca juga : Siapa Masuk Dan Keluar?

Langkah pertama, memotong sampah organik itu menjadi kecil-kecil. Kedua, mengeluarkan dua pohon anturium itu dari potnya. Ketiga, menghancurkan separuh dari media tanam lama yang masih menempel dengan akar anturium itu.

Keempat, media tanam lama yang sudah tidak bergizi itu, saya campur dengan potongan-potongan kecil sampah organik tersebut. Kelima, setelah tercampur rata, saya pakai untuk menanam kembali pohon tersebut.

Keenam, agar terlihat rapih, bagian atas media tanam itu saya tutup dengan pasir Malang. Kebetulan, ada pasir Malang bekas menghias akuarium.

Baca juga : Saudi Bantah Halangi Warga Qatar Naik Haji

Ketujuh, jika ada ikan hias mati, saya pendam di dalam dua pot anturium itu. Lalu, pasirnya saya rapihkan lagi.

Hasilnya lumayan. Tiga bulan kemudian, setelah disirami dua hari sekali, pohon-pohon itu tampak lebih subur. Daunnya lebih hijau, lebih tebal dan lebih banyak. Daunnya, masing-masing bertambah dua lembar. Akhirnya, saya merasakan juga apa manfaat sampah organik. Alhamdulillah. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.