Dark/Light Mode

Keretanya Sih Oke, Tapi Antre Tiketnya Bikin Capek

Rabu, 24 April 2019 04:34 WIB
Ngopi - Keretanya Sih Oke, Tapi Antre Tiketnya Bikin Capek
Catatan :
UJANG SUNDA

RM.id  Rakyat Merdeka - Akhir pekan kemarin, saya bersama istri dan kedua anak kami menjajal naik MRT. Anak-anak begitu antusias. Sejak dua tahun lalu, saat melihat pembangunan rel elevated MRT di sekitar Lebakbulus, anak saya yang besar sudah begitu semangat untuk mencoba MRT. Dia menyebutnya, Shinkansen, seperti yang dilihatnya dari Youtube.

Sejak saat itu, saat kami lewat sekitar Lebakbulus, dia selalu tanya, kapan MRT beroperasi. Sayangnya, saat uji coba pada Maret kemarin, kami tak sempat ikut. Makanya, saat saya mengajak untuk naik MRT di akhir pekan kemarin, dia begitu senang. Anak saya yang kecil ikut kegirangan.

Sebelum berangkat, saya tanya-tanya dulu ke rekan kantor yang pernah ikut uji coba. Kata dia, jangan dari Lebakbulus. Karena antreannya sangat panjang. Saya pun memutuskan naik dari Blok M. Ya, sambil jalan-jalan dan lihat-lihat buku di lantai dasar Blok M Square.

Baca juga : Kementan Garap Potensi Ekspor Kopi Wamena di Papua

Saya tiba di stasiun Blok M sekitar pukul 1 siang. Alhamdulillah, antrean untuk beli tiket single trip tidak panjang. Cuma butuh kurang dari lima menit sudah beres. Sebenarnya, saya punya dua kartu e-money. Tapi, saya tinggal di kendaraan. Pikir saya, percuma saja pakai itu, karena dua lagi tetap harus pakai kartu single trip.

Masuk dalam kereta, ternyata penumpang penuh. Semua kursi terisi. Petugas sekuriti di stasiun bilang, saat hari libur, penumpang memang lebih banyak. Mayoritas dari mereka sama seperti saya. Piknik kecil-kecilan dengan menjajal moda transportasi baru di Indonesia tersebut. 

Di dalam kereta, dua anak jejingkrakan kesenangan. Apalagi saat kereta masuk terowongan bawah tanah. Canggih, katanya. 

Baca juga : Kerek Ekonomi Lombok, Kadin Bikin Desa Wisata

Beberapa menit kemudian, kereta sampai di stasiun akhir, Bundaran HI. Kami turun. Ternyata mayoritas penumpang lain juga turun di situ. Suasana pun penuh sesak. Untuk nempelin kartu menuju pintu keluar saja antrenya panjang banget.

Setelah keluar, saya langsung menuju loket isi ulang tiket single trip untuk kembali ke Blok M. Sebab, kendaraan kami diparkir di sana. Kami juga tidak punya agenda jalan-jalan di Plaza Indonesia atau di sekitaran Bundaran HI.

Saya menuju loket yang paling dekat. Tapi, antrean begitu panjang. Sudah begitu, petugas di dalam loket hanya seorang. Memang, banyak sales yang menawarkan kartu uang elektronik. Tapi, karena mayoritas yang naik kereta datang bersama rombongan, mereka tetap memilih antre untuk isi ulang tiket single trip. Seperti saya.

Baca juga : Paloh Apresiasi Sikap Saling Puji Antara 2 Capres

Awalnya, saya memprediksi, antrenya paling banter 15 menit. Ternyata salah. Dari mulai antre sampai berhasil isi ulang, saya butuh lebih dari 1 jam. Kaki sampai pegel-pegel. Beberapa orang, sampai harus gantian berdiri di dalam antrean. Anak saya yang besar, berubah mood-nya. Terlihat bosan. Dia sampai glesoran di lantai karena capek menunggu. Sedangkan yang kecil, tidur dalam gendongan saya yang sedang berdiri di tengah antrean.

Di belakang saya, ada dua bapak-bapak sahut-sahutan menggerutu. "Naiknya sih cepet. Tapi antre tiketnya lama banget. Kalau kayak gini, sama aja dengan naik kendaraan lain,” kata bapak yang satu. “Iya. Masih lebih bagus Commuter Line. Di Commuter Line, petugasnya banyak. Di sini cuma satu," sahut bapak yang lain. Dalam hati, saya bilang, betul juga.

Semoga saja, pelayanan tiket ini segera diperbaiki. Agar MRT yang sudah canggih, modern dan cepat, bisa cepat juga dalam melayani penjualan tiket untuk penumpang rombongan seperti saya. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :