Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - MPR menyapa Sahabat Kebangsaan di Universitas Kristen Indonesia (UKI) untuk terus membangun optimisme di tengah kondisi dan tantangan yang tengah dihadapi bangsa ini.
"MPR menyapa Sahabat Kebangsaan agar kita semua bisa menghadirkan optimisme sebagai sebuah bangsa. Kita bangun optimisme bersama maka ini akan menjadi suatu kekuatan," ajak Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Biro Humas dan Sistem Informasi MPR Budi Muliawan saat acara MPR RI Menyapa Sahabat Kebangsaan di Graha William Soeryadjaya, UKI, Selasa (23/11).
MPR Menyapa Sahabat Kebangsaan bertema Memahami Nilai-Nilai Kepahlawanan bagi Generasi Milenial ini merupakan kerjasama Biro Humas dan Sistem Informasi MPR dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UKI. Turut hadir Wakil Rektor UKI Angel Damayanti dan narasumber F.X Gian Tue Mali yang juga Ketua Program Studi Ilmu Politik Fisipol UKI.
Budi Muliawan mengatakan, bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang. Sebab, kemerdekaan Indonesia dicapai bukan lewat pemberian. Karena itu, Budi menyebutkan pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenarnya.
Sikap kepahlawanan antara lain semangat patriotisme dan nasionalisme yang tinggi, memiliki keberanian, membela keadilan dan kebenaran, menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan, serta rela berkorban untuk kepentingan bersama.
Baca juga : Jupiter Aerobatic Team TNI AU Meriahkan Superbike Mandalika, Bamsoet Happy
Sedangkan nilai-nilai perjuangan para pahlawan antara lain rela berkorban, tidak berputus asa, cinta tanah air, rasa kebersamaan dan berjiwa besar, sifat kepahlawanan, dan mendahului kepentingan umum dari kepentingan pribadi.
"Pahlawan adalah orang yang rela berkorban, memperjuangkan kebenaran bagi bangsa dan negara. Kita diwariskan sebagai keturunan bangsa pejuang," ujarnya.
Salah satu contoh adalah masyarakat yang berjuang adalah gerakan gotong royong menghadapi pandemi Covid-19 dengan saling berbagi dan memberi bantuan, masker, dan sebagainya.
"Banyak hal-hal yang baik dan positif dari masyarakat Indonesia. Namun, persoalannya, hari ini kita dibanjiri dengan informasi-informasi hoax. Jika informasi-informasi tidak benar itu didiamkan maka lama kelamaan informasi hoax itu dianggap sebagai sesuatu informasi yang benar," kata alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini.
Budi mengungkapkan, tantangan bangsa Indonesia yang paling besar saat ini adalah penyebaran berita hoax atau informasi yang tidak benar. Hoax adalah informasi yang belum pasti sebuah fakta.
Baca juga : Andritany Sempat Meriang Sebelum Persija Kalahkan Persib
Dari survei Katadata Insight Center (KIC) dan Kementerian Komunikasi dan Informasi serta SiBerkreasi menyebutkan sebanyak 30 sampai 60 persen orang Indonesia terpapar informasi hoax saat mengakses dan berkomunikasi di dunia maya. Menurut data Kemenkominfo ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar informasi palsu.
"MPR juga mengajak Sahabat Kebangsaan untuk bersama melawan informasi-informasi yang tidak benar. Salah satunya dengan mengantisipasi dan tidak latah menyebarkan informasi atau hal-hal yang belum dipastikan kebenarannya," ujarnya.
Budi menambahkan, saat ini informasi sudah sangat cepat menyebar. Jika informasi yang cepat itu tidak dibarengi dengan sikap hati-hati maka akan menjadi potensi yang besar untuk penyebarluasan informasi yang tidak benar terutama melalui media sosial.
"Salah satu dampak negatif media sosial adalah menyebarkan berita atau informasi hoax. MPR mengajak sahabat kebangsaan menggunakan media sosial untuk hal-hal yang positif dan membangun optimisme," pintanya.
Sementara itu Wakil Rektor UKI Angel Damayanti mengatakan, kegiatan ini masih dalam rangkaian dies natalis Fisipol UKI yang ke-27.
Baca juga : PUPR Mulai Sosialisasikan Peraturan UU Cipta Kerja Perumahan
"Kegiatan ini adalah MPR Menyapa Sahabat Kebangsaan, jadi kalau hari ini kita didatangi MPR maka kita dianggap adalah sahabat kebangsaan. Sedangkan tema tentang pahlawan di kalangan milenial karena memang pahlawan hari ini berbeda dengan pahlawan pada masa perjuangan," katanya.
Menurut Angel, jika pada masa lalu pahlawan berjuang menghadapi penjajah maka pada hari ini ancaman bisa berupa Pandemi Covid-19, ketidakadilan, gagasan radikal yang tidak sesuai dengan Pancasila. "Pahlawan saat ini menghadapi ancaman yang berbeda dibanding pada masa lalu," sebutnya. [TIF]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya
