Dark/Light Mode

Catatan Bambang Soesatyo

Ramadan 1443 Hijriah, Lipatgandakan Kesabaran Dan Tetaplah Bersyukur

Jumat, 1 April 2022 13:08 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Umat Muslim telah sampai pada gerbang Bulan Suci Ramadan 1443 Hijriah. Beberapa saat setelah pemerintah mengumumkan hasil Sidang Isbat, umat akan menjalani ibadah puasa Ramadan. 

Tiga tahun berturut-turut, umat Muslim Indonesia akan menjalankan ibadah puasa Ramadan dalam suasana penuh keprihatinan, karena kehidupan bersama masih harus berdampingan dengan pandemi Covid-19. Namun, pada ibadah puasa Ramadan tahun ini, setidaknya ada yang patut disyukuri bersama dibanding tahun lalu atau tahun pertama pandemi Covid-19. Menyusul pelonggaran terbaru atas beberapa prosedur di ruang publik,  ada keleluasaan bagi umat untuk beribadah bersama.

Misalnya, umat sudah diizinkan salat wajib berjamaah, Salat Tarawih, dan melakukan kegiatan keagamaan lainnya di masjid dan musala yang berada di zona hijau dan kuning. Tentu, tetap dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan pembatasan kapasitas. Pelonggaran ini menjadi pertanda progres bersama yang cukup signifikan dalam penanganan pandemi di dalam negeri.

Baca juga : Ujian Kesabaran Datang Bertubi-tubi

Sudah barang tentu perkembangan itu patut diyukuri, terutama kalau diperbandingkan dengan situasi di sejumlah negara. Masih ada negara yang tetap memberlakukan pembatasan yang ketat, termasuk membatasi salat berjamaah tertentu, seperti Salat Tarawih. Bahkan, ada negara yang sepenuhnya masih memberlakukan larangan salat berjamaah di masjid-masjid dan musala.

Umat Islam di Maroko, misalnya, di Bulan Ramadan tahun ini masih belum diizinkan Salat Tarawih berjamaah di masjid dan musala. Bahkan, selama Bulan Ramadan, berlaku perpanjangan jam malam (larangan keluar rumah) hingga pukul 06.00 pagi.

Di Tunisia, Yordania, Qatar, dan Oman, juga berlaku jam malam. Bahkan, pembatasan di Yordania dan Tunisia jauh lebih ketat. Karena alasan perkembangan pandemi, umat belum diizinkan Salat Maghrib, Isya, dan Tawarih secara berjamaah di masjid-masjid dan musala. Pemerintah Qatar juga melarang warganya melaksanakan Salat Tawarih berjamaah, dan hanya membolehkan Salat Magrib dan salat Isya secara berjamaah.

Baca juga : Sambut Ramadhan dan Hari Raya, Kami. Hadirkan 2 Koleksi Terbarunya

Untuk negara-negara di kawasan Timur Tengah, hanya Arab Saudi yang tidak melarang salat berjamaah di masjid. Membolehkan Salat Tarawih  berjamaah,  tapi pihak berwenang di Arab Saudi tetap melarang itikaf (bermalam di masjid, tadarus Al-Qur’an), buka puasa, dan sahur bersama-sama.

Lain lagi dengan Mesir yang menerapkan syarat ketat untuk bisa Salat Tarawih berjamaah di masjid. Misalnya, larangan mengambil air wudhu di masjid. Bahkan, untuk melindungi umat dari penularan virus, toilet dan tempat berwudhu di areal masjid ditutup.

Maka, umat Muslim di Indonesia patut bersyukur karena sudah dibolehkan melakukan ibadah berjamaah, walau tetap dengan penuh kehati-hatian karena pandemi Covid-19 yang masih mewabah. Sikap bersyukur itu hendaknya dipegang teguh oleh umat,  karena bersyukur menjadi hakikat dari puasa Ramadan itu sendiri.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.