Dark/Light Mode

Libatkan Masyarakat Lokal Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan

Kamis, 23 Juni 2022 10:16 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat diskusi daring bertema Warisan Budaya yang Berkelanjutan dan Akselerasi Sektor Pariwisata yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (22/6). (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat diskusi daring bertema Warisan Budaya yang Berkelanjutan dan Akselerasi Sektor Pariwisata yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (22/6). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Ketua Umum IAAI, Marsis Sutopo mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi dari warisan budaya yang luar biasa, baik dari warisan berupa benda mau pun warisan budaya tak benda.

Bahkan warisan budaya tersebut, jelas Marsis, diakui sebagai warisan budaya dunia seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Sangiran, dan Landscape Bali. Pencapaian itu, tegas Marsis, harus menjadi tanggung jawab bersama.

Akademisi Universitas Pelita Harapan, Diena Mutiara Lemy berpendapat sejumlah warisan budaya dunia yang ada di Indonesia harus mendapat perhatian serius dari para pemangku kepentingan.

Baca juga : Optimalkan Layanan Digital, BTN Siapkan Strategi Jitu

Diena prihatin melihat ada situs warisan budaya dunia di Indonesia yang rusak karena tidak cukup mendapat perhatian dari para pemangku kepentingan. Isu harga tiket yang tinggi untuk mengunjungi Candi Borobudur, ujar Diena, harus jadi momentum agar pelestarian warisan budaya di Indonesia mendapat perhatian serius semua pihak.

Agar tidak kehilangan momentum itu, Diena berharap, para pemangku kepentingan segera menindaklanjuti sejumlah kebijakan pelestarian warisan budaya dengan rencana aksi yang jelas.

Diena menyarankan, sebelum mengembangkan pariwisata di kawasan cagar budaya, pengelola dan masyarakat harus dibekali pengetahuan yang memadai terkait pentingnya cagar budaya sehingga terbangun sikap peduli terhadap warisan budaya yang kita miliki.

Baca juga : Ramaikan Jakarta Fair Kemayoran 2022, IndiHome Beri Edukasi Digital

Pakar Komunikasi Universitas Indonesia, Irwansyah berpendapat, kontroversi terkait pemberlakuan kenaikan harga tiket masuk ke Candi Borobudur sebagai instrumen untuk pelestarian warisan budaya, disebabkan masyarakat menerima informasi yang tidak utuh.

Seharusnya, ujar Irwansyah, sebelum menyebarluaskan informasi tersebut pemerintah  membangun agenda agar terbentuk opini publik yang lebih baik dalam merespon informasi tersebut. Irwansyah mengusulkan penggunaan teknologi digital dalam upaya konservasi kawasan warisan budaya dunia, seperti Candi Borobudur, lewat konten edukasi yang mampu disebarluaskan kepada masyarakat.

Kepala Desa Karanganyar, Borobudur, Magelang, Suyanto berpendapat kebijakan yang diberlakukan dua kementerian terkait Candi Borobudur saling bertolak belakang. Menurut Suyanto, Kemenparekraf gencar mendorong peningkatan kunjungan wisatawan. Sedangkan Kemendikbud dan Dikti mengedepankan upaya pelestarian terhadap warisan budaya dunia seperti Candi Borobudur.

Baca juga : Bantu Masyarakat, Kementan Gelar Bawang Merah Dan Cabe Murah

Suyanto sangat berharap kondisi tersebut harus segera didiskusikan bersama dengan melibatkan masyarakat, agar segera ada solusi yang lebih baik bagi semua pihak terkait pariwisata di kawasan Candi Borobudur.

Dewan Pimpinan Pusat Garnita Malahayati NasDem, Virgie Baker menilai banyak destinasi wisata nasional masih terkendala akses yang belum memadai. Kalau pun bisa sampai ke destinasi wisata yang dituju, ujar Virgie, situs-situs warisan budaya yang ada tidak terawat dengan baik.

Padahal, jelas Virgie, potensi lapangan kerja yang bisa diciptakan lewat pariwisata cukup besar. Namun, pemerintah daerah terkesan kurang peduli terhadap warisan budaya yang ada di wilayahnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.