Dark/Light Mode

Sri Lanka Bangkrut

Hati-hatilah Kelola Utang Ya!

Rabu, 13 Juli 2022 07:50 WIB
Anggota Komisi VI DPR Rudi Hartono Bangun. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Komisi VI DPR Rudi Hartono Bangun. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan mewanti-wanti Pemerintah Indonesia agar hati-hati mengelola utang luar negeri. Jangan sampai kasus Sri Lanka terjadi di negeri ini.

Anggota Komisi VI DPR Rudi Hartono Bangun mengatakan, utang luar negeri wajib dikelola dengan baik. Hal itu sebagai antisipasi agar kita tidak mengikuti jejak Sri Lanka yang menjadi negara bangkrut karena gagal membayar utang.

Baca juga : Presiden Sri Lanka Berhasil Kabur Ke Maladewa, Jadi Mundur 13 Juli Nggak Nih?

“Jangan sampai nantinya beban utang negara makin besar dan uang untuk membayar utang dan bunga tidak siap, sehingga berakibat kebangkrutan seperti Sri Lanka,” ujar Rudi dalam keterangannya, kemarin

Rudi lalu menyoroti tata kelola kebijakan subsidi energi yang cukup berkontribusi pada kenaikan utang pemerintah. “Bila penerimaan negara tak cukup membendung subsidi energi, utang jadi solusi satu-satunya,” ujar politikus Nasdem ini.

Baca juga : Sri Lanka Dan Pesan Filipino

Rudi menyebut, pemulihan ekonomi dari pandemi memang membaik. Kebijakan yang dibuat untuk mendukung pemulihan ekonomi juga cukup berpihak ke masyarakat. “Tapi kita juga harus lihat, sebagian besar uang negara saat ini digunakan untuk memberikan subsidi, salah satunya BBM,” kata dia.

Padahal, kata Rudi, Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina sudah pernah bilang, harga keekonomian BBM seperti Pertamax dan Solar sudah meningkat tajam karena harga minyak dan gas (migas) dunia naik tajam.

Baca juga : Kabar Baik, David da Silva Sudah Kembali Latihan

“Kalau uang negara sudah enggak cukup, berarti harus nambah utang. Tata kelola utang ini yang pemerintah harus bijak,” pinta wakil rakyat dari dapil Sumatera Utara (Sumut) III.

Sementara, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai, Indonesia belum mengarah pada situasi seperti Sri Lanka. Pasalnya, dari sisi cadangan devisa masih baik. “Ekspor masih jalan, kecuali defisit sudah agak lumayan besar. Sekarang masih surplus, devisanya bertahan,” ujar Tauhid dalam keterangannya, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.