Dark/Light Mode

HNW: Pancasila Alat Pemersatu, Bukan Pemecah Belah

Senin, 22 Agustus 2022 22:52 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid  didaulat menjadi warga kehormatan Pimpinan Pemuda Pancasila Jakarta Selatan, Minggu (21/8). (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid didaulat menjadi warga kehormatan Pimpinan Pemuda Pancasila Jakarta Selatan, Minggu (21/8). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid didaulat menjadi warga kehormatan Pimpinan Pemuda Pancasila Jakarta Selatan. Prosesi pengangkatan Hidayat menjadi Warga kehormatan Pemuda Pancasila Jakarta Selatan, ditandai dengan dipakaikan jaket Pemuda Pancasila.

Hidayat juga diminta menutup kegiatan diklat kaderisasi kualifikasi madya Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Jakarta Selatan. Acara tersebut berlangsung di Jakarta, Minggu (21/8).

Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa HNW, ini menekankan pentingnya integritas dalam pengamalan Pancasila. Dan menjadikan Pancasila sesuai fitrahnya sebagai ideologi yang mempersatukan bangsa, bukan alat untuk memecah-belah.

"Sekalipun beragam peristiwa terjadi dari tahun 1945 hingga sekarang, tapi kita tetap bersatu dan NKRI tetap terjaga. Karena kita memiliki ideologi yang muncul dari budaya bangsa sendiri yang disepakati dan dirawat bersama oleh bapak dan ibu bangsa dari berbagai latar belakang yang sangat majemuk, yakni Pancasila," ungkap Hidayat menambahkan.

Baca juga : Umar Patek Dapat Remisi, PM Australia Kecewa Berat

Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini menjelaskan, di era modern, ada dua negara yaitu Uni Sovyet dan Yugoslavia yang gagal mempertahankan eksistensinya. Dan itu patut menjadi pelajaran agar tak terulang ke Indonesia.

Uni Soviet telah bubar karena tidak memiliki kesepakatan basis ideologi yang muncul dari budaya bangsa sendiri, yang disepakati dan mampu mengikat secara sukarela semua kelompok bangsa di dalamnya, yaitu Komunisme.

Sementara Yugoslavia pecah karena persatuan federasinya dibasiskan pada ketokohan Bapak Bangsanya. Sehingga ketika dia meninggal maka pengikat di antara negara-negara bagiannya pun menjadi sangat rapuh dan tidak mampu menjaga kelanjutan Yugoslavia sebagai negara federasi.

Di saat yang sama, Indonesia memiliki Pancasila, ideologi yang digali dari budaya bangsa sendiri. Dan disepakati oleh bapak ibu bangsa dari latar belakang yang beragam. Bahkan Bung Karno tidak mengklaim sebagai penemunya sehingga beliau mudah menerima Pancasila hasil musyawarah dalam Panitia 9 maupun PPKI yang tidak sepenuhnya seperti yang beliau pidatokan pada tanggal 1 Juni 1945 saat sidang BPUPK.

Baca juga : HNW Ajak Organisasi Pesantren Maksimalkan Peran Isi Kemerdekaan

"Karenanya Pancasila bukanlah ideologi yang mengkultuskan Bapak Bangsa, melainkan sebagai hasil pemikiran bersama seluruh bapak ibu bangsa Indonesia sendiri. Sehingga kini terus hidup dan disepakati. Indonesia terus bisa eksis dan terintegrasi sampai masa yang akan datang," lanjutnya.

Sejarah pembentukan dan proses menyepakati Pancasila sebagai ideologi yang menyatukan dan menyelamatkan bangsa serta negara, kata HMW telah mengajarkan kita untuk mengedepankan sikap bergotong-royong, bekerja sama, saling menghormati, berbuat baik, menyumbangkan pemikiran jernih, serta berani untuk mendengar, menerima, dan menyepakati yang terbaik.

Pancasila juga memiliki sisi sosial, hukum, ekonomi, budaya, kemanusiaan, kesatuan nasional, sebagaimana dinyatakan oleh Bung Hatta, berada di bawah sisi spiritualitas yang termaktub jelas dalam sila pertama Pancasila sebagai bingkai yang menjadi spirit pelaksanaan sila-sila berikutnya.

Spirit yang bisa menyatupadukan dan meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara dalam berbagai sisinya sebagaimana dinyatakan dalam sila-sila Pancasila berikutnya.

Baca juga : Dalam Pancasila, Agama Menyatukan Bukan Memecah Belah

Inilah, kata HNW, nilai-nilai integritas berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa yang dikandung oleh sila pertama Pancasila, juga penting untuk terus disegarkan kembali.

"Saya mengapresiasi Pemuda Pancasila Jakarta Selatan yang menyelenggarakan diklat dalam rangka penguatan komitmen berpancasila ini. Semoga diikuti oleh Pemuda Pancasila di daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia," harapnya.

Karena, sambungnya, ini juga membuktikan salahnya pendapat bahwa kaum muda tidak peduli dengan Pancasila. Diklat yang diselenggarakan oleh Pemuda Pancasila yang mengedepankan komitmen berPancasila secara jujur, baik, dan benar, menjadi bukti bahwa masa depan bangsa dan negara Indonesia akan tetap terjaga dengan ideologi Pancasila, bukan dengan yang lainnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.