Dark/Light Mode

Meski Tahun 2023 Mengerikan

Target Investasi Kudu Tercapai

Kamis, 15 Desember 2022 07:50 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat Rapat Kerja (raker) bersama Komisi VI DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (14/12/2022). (Foto: Twitter)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat Rapat Kerja (raker) bersama Komisi VI DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (14/12/2022). (Foto: Twitter)

 Sebelumnya 
Apalagi dia melihat negara-negara besar di Eropa dan Asia, juga tengah kesulitan akibat krisis energi.

“Mereka juga kesulitan. Apa-apa harganya naik. Apakah yakin dengan kondisi ini targetnya kita besarkan? Tapi saya tetap optimistis,” ujarnya.

Bahlil menegaskan, target dan proyeksi investasi yang dicanangkan Pemerintah sudah tentu berdasarkan hasil kajian dan analisis situasi perekonomian global dan nasional. Memang hampir seluruh lem­baga dunia mengatakan ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.

Baca juga : Meski Sulit Secara Mental, Maroko Masih Nafsu Berburu Tempat Ketiga

Bahkan Bank Dunia meng­koreksi pertumbuhan ekonomi global akan terjadi penurunan. Sejauh ini, sudah ada 16 negara yang jadi pasien IMF dan sampai saat ini belum ada tanda-tanda keluar dari ICU.

“Sekarang yang antre 28 negara lagi. Perang Rusia-Ukraina kita tidak tahu kapan selesai. Indonesia kena juga per­soalan minyak. Saya kira tidak perlu menjelaskan penyebabnya karena kita sudah tahu semua,” ujarnya.

Bahlil optimistis, pertumbu­han ekonomi dalam negeri akan tetap bertahan di angka 5 persen lebih. Optimisme ini didasarkan kerja-kerja Pemerintah di sektor ekonomi yang sudah on the track, walau harus diakui di tahun 2023 ini situasi ekonomi global dan nasional cukup berat.

Baca juga : Legislator Kota Bogor Prioritaskan Raperda Pajak dan Retribusi Daerah

“Jujur, tahun 2023 itu tahun berat. Walaupun pertumbuhan ekonomi nasional kita oleh lembaga dunia mengatakan baik-baik saja,” katanya.

Namun, dia bersyukur defisit APBN saat ini sudah berada di bawah 3 persen yang awalnya hampir 5 persen.

“Investasi ke depan kalau tidak ada kepastian stabilitas, di dalam forum yang terhormat ini saya harus jujur mengatakan saya tidak bisa menjamin bisa sebaik 2022,” tambah dia. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.