Dark/Light Mode

Mau Datangkan 2 Juta Ton Beras Dari Thailand

Bapanas Jangan Andalkan Impor Terus, Meski Murah

Rabu, 21 Februari 2024 07:10 WIB
Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo. (Foto: Dok. DPR RI)

 Sebelumnya 
Selain berfokus kepada pet­ani, kebijakan yang digagas Pemerintah ke depan perlu me­nitikberatkan kepada program intensifikasi lahan. Harus ada keberanian Pemerintah untuk menindak para kepala daerah, baik gubernur, bupati maupun walikota yang mengalih fungsi­kan lahan pertanian di daerahnya untuk kepentingan lain.

“Itu harus ditindak secara hu­kum karena sudah ada undang-undangnya. Kalau perlu dipen­jara itu kepala daerah yang men­galihfungsikan lahan pertanian untuk kepentingan lain seperti industri, perumahan, hotel atau pabrik-pabrik,” tegasnya.

Diakui politisi Fraksi Golkar ini, mindset kepala daerah se­lama ini adalah meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)-nya. Hanya saja, cara yang ditempuh justru mengorbankan lahan pertanian lantaran diang­gap tidak dapat berkontribusi untuk meningkatkan PAD.

Baca juga : Top, BRI Setor Dividen Dan Pajak Rp 149,2 T

“Bagaimana kita mau swase­mbada, mau meningkatkan produksi kalau Lahan pertanian yang produktif dialihfungsikan. Berani nggak negara mengambil tindakan tegas,” katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mengatakan, rencana impor beras sebanyak dua juta ton dari Thailand untuk menanggulangi harga beras yang lebih tinggi dari biasanya.

“Ini bisa jadi (langkah) anti­sipasi, melalui rakornas (rapat koordinasi nasional) dan ratas (rapat terbatas) tentunya den­gan persetujuan Presiden dan menteri. Tahun lalu 2,8 juta ton, tahun ini rencananya 2 juta ton. Tapi misalnya produksi dalam negeri cukup, berarti impor itu tidak jadi,” kata Sarwo Edhy.

Baca juga : Menperin: VinFast Bakal Bangun Pabrik Tahun Ini

Soal harga beras yang tinggi di pasaran dalam beberapa wak­tu terakhir, Bapanas menilai, hal tersebut diakibatkan oleh tingginya ongkos produksi, hingga dampak El Nino 2023 yang membuat waktu tanam mundur.

“(Harga) pupuk naik, airnya ju­ga kurang, panennya berkurang, sehingga hasilnya berkurang. Otomatis harga naik,” ujarnya.

Kenaikan harga beras ini tidak ada kaitannya dengan waktu menjelang Ramadan, tetapi memang dampak waktu tanam mundur dan imbas El Nino. Dia pun menampik adanya potensi penimbunan beras karena harga sedang tinggi.

Baca juga : Kebon Sirih Wanti-wanti Pengemis Serbu Jakarta

“Tidak ada penimbunan. Kita berharap dalam waktu dekat, harga beras bisa kembali nor­mal,” ujarnya.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Rabu 21/2/2024 dengan judul Mau Datangkan 2 Juta Ton Beras Dari Thailand, Bapanas Jangan Andalkan Impor Terus, Meski Murah        

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.