Dark/Light Mode

Komisi IV DPR Pantau Stok Pangan Jelang Puasa

Suplai Lancar, Harga Variatif

Sabtu, 9 Maret 2024 07:10 WIB
Wakil Ketua Komisi IV DPR Budhy Setiawan
Wakil Ketua Komisi IV DPR Budhy Setiawan

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi IV DPR bersama Kementerian Pertanian (Kementan) memantau ketersediaan dan harga sejumlah barang pokok di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (8/3/2024). Stok pangan terpantau aman, harga variatif.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Budhy Setiawan mengatakan, pihaknya menyambangi ­Pasar Induk Cikopo dan Gudang Bulog Ciwangi, Purwakarta. Suplai ­bahan pangan di Pasar Induk Cikopo ini aman, tidak ada ­kendala. Walau beberapa ­ko­mo­diti mengalami kenaikan, masih dalam ambang batas yang wajar.

“Untuk harga pangan di Pasar Induk Cikopo ini ada yang ­stabil dan ada juga beberapa yang turun, serta ada juga kenaikan harga. Namun kenaikan harga tersebut masih dalam batas wajar. Setelah kami pantau, di Pasar Induk Cikopo ini suplai barang rutin dan lancar, tidak ada kendala,” ungkap Budhy.

Dari hasil pantauan tersebut, diketahui terdapat beberapa komoditas yang relatif stabil dan bahkan telah mengalami penurunan harga. Salah satunya, cabe merah mengalami penurunan dari harga Rp 60.000 per kilogram, menjadi Rp 58.000 per kilogram.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kese­hatan Hewan (Dirjen PKH) ­Kementan Nasrullah mengatakan, Kementan menjaga ketersediaan bahan pangan berkoordinasi dengan lintas kementerian/lembaga dan Peme­rintah Daerah.

Baca juga : Bos RM: BUMN Mesti Lebih Terbuka Berikan Informasi

“Hari ini kami ditugaskan oleh Bapak Menteri Pertanian memantau ketersediaan pangan memenuhi kebutuhan masya­rakat Jawa Barat dalam menyam­but bulan suci Ramadan dan Idul Fitri nanti,” terang Nasrullah.

Selain melakukan peman­tauan, Kementan juga melakukan pemetaan daerah surplus dan minus berdasarkan prognosis ketersediaan untuk daging sapi, daging ayam ras, serta telur ayam ras.

Validasi data prognosa ke­tersediaan dan kebutuhan daging sapi/kerbau tersebut, dilakukan bersama kementerian/lembaga terkait. Hasilnya, ketersediaan daging sapi/kerbau nasional ­pada bulan Maret 2024 meng­alami surplus sebanyak 67 ribu ton, daging ayam ras 170 ribu ton, dan telur ayam ras 125 ribu ton.

Lebih lanjut, Nasrullah juga menyampaikan untuk pemantauan harga, Direktorat Jenderal (Ditjen) PKH Kementan juga memiliki Petugas Informasi Pasar (PIP) yang tersebar di 34 provinsi dan 266 kabupaten/kota.

“Semoga dengan berbagai upaya yang telah kami lakukan, masyarakat dapat melaksanakan ibadah puasa dengan tenang tanpa kuatir kekurangan pasokan,” pungkasnya.

Baca juga : Luhut: E-Katalog Kita Ditiru Presiden Kenya

Terpisah, Ketua DPD Him­punan Kerukunan Tani Indo­nesia (HKTI) Jawa Barat ­Entang Sastraatmaja meng­usulkan kepada Pemerintah ­untuk kembali menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) Gabah. Mengingat harga gabah hari ini masih stabil di tingkat petani.

Dijelaskannya, setiap panen raya selalu muncul kekha­watiran harga gabah akan anjlok. Bila harga gabah terus menurun, tentu saja petani akan merugi.

Di Jawa Barat, harga gabah Rp 7.200 hingga 7.500 per kilogram, dan menjadi angka mode­rat bagi petani mendapatkan untung.

“Dengan harga gabah mampu menembus angka Rp 7.000 per kilogram, petani merasa gembira. Jadi sebaiknya Pemerintah tetap menjaga agar harga gabah tidak turun. Inilah saat yang tepat untuk menghitung ulang HPP gabah,” katanya.

Kepala Dinas Tanaman ­Pangan dan Hortikultura (DPTH) Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat memperkirakan pada panen raya April nanti, provinsinya akan menghasilkan sekitar 737 ribu ton beras. Angka ini didapat dari 224 ribu hektare sawah yang akan panen pada April mendatang.

Baca juga : Harga Beras Dan Ayam Menggila, Rakyat Teriak

“Dengan perhitungan sawah seluas 224 ribu hektare di­la­kukan produktivitas sekitar 5,7 ton maka akan dihasilkan 1.276.800 ton gabah kering atau setara 737 ribu ton beras,” kata Dadan.

Jumlah tersebut diakuinya sedikit lebih baik ketimbang ketika masa fenomena El Nino tahun kemarin. Pada masa tanam Oktober-Desember 2023 hanya mampu memanen dari 173.000 hektare sawah.

Meski El Nino sudah dinya­takan berakhir, kondisi alam sebagai dampak perubahan iklim masih belum normal.

Apalagi dalam waktu dekat, mayoritas wilayah Indonesia akan kembali memasuki musim kemarau. Karena itu, Kementan telah menginstruksikan semua daerah sentra produksi, khususnya Jawa Barat melakukan sejumlah strategi agar tidak hanya mengandalkan sawah irigasi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.