Dark/Light Mode

Denda Pengembalian Tiket Pesawat Delay

Salah Maskapai JadiBebannya Penumpang

Minggu, 7 April 2024 07:20 WIB
Anggota Komisi V DPR Syarief Abdullah Alkadrie. (Foto: Dok. DPR)
Anggota Komisi V DPR Syarief Abdullah Alkadrie. (Foto: Dok. DPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan menyoroti kebijakan maskapai penerbangan yang semena-mena mengenakan penalti administratif kepada penumpang yang meminta pengembalian tiket akibat penundaan penerbangan.

Anggota Komisi V DPR Syarief Abdullah Alkadrie mengatakan, harga tiket pesawat ini memang menjadi persoalan apalagi saat penerbangan me­masuki musim tinggi. Makanya, dia meminta agar Pemerintah mengingatkan pihak maskapai untuk mematuhi aturan ambang batas harga tiket.

“Mohon dari pihak Kemen­terian Perhubungan sebagai pemegang regulasi untuk lebih mengawasi terhadap ini. Sehingga tidak terjadi harga tiket sangat mahal yang membawa kesulitan bagi masyarakat,” te­gas Syarief di Jakarta, kemarin.

Politisi Fraksi Nasdem ini mendapati adanya perlakuan ti­dak fair oleh pihak maskapai ter­hadap penumpang. Perlakuan ti­dak adil ini sering kali menimpa dirinya saat agenda kunjungan kerja ke daerah.

Baca juga : Jelang Lebaran, Stok Cukup Dan Harga Stabil

Dia lalu menceritakan pengalaman pahit saat menggunakan dua maskapai nasional, yakni Batik Air dan Citilink. Saat kun­jungan kerja ke daerah pemili­hannya, di Kalimantan Barat, pesawat Citilink mengalami persoalan teknis. Pihak mas­kapai memutuskan menunda penerbangan rute tersebut.

Namun masalahnya, lanjut dia, delay penerbagan itu berlangsung dua kali bahkan sampai 3 jam lamanya. “Sementara kita ini kan sudah punya jadwal kaitan dengan ini. Kita memutuskan beralih ke pesawat lain, kemudian kita mem­batalkan itu, itu dikenakan biaya administrasi yang cukup tinggi. Nah ini kan bukan salah pihak penumpang,” tegasnya.

Syarief menegaskan, harus­nya persoalan pengenaan denda biaya administrasu itu tidak dikenakan kepada penumpang. Karena masalah yang terjadi, ada di pihak maskapai. “Bahkan harusnya mereka bayar rendah loh kepada kita,” ujarnya.

Persoalan ini, lanjutnya, juga terjadi ketika dirinya akan menempuh penerbangan Ja­karta via Bandara Halim Perdanakusuma menuju Riau dengan maskapai Batik Air. Lagi-lagi, dirinya kembali mengalami delay penerbangan yang membuat agenda kun­jungan kerja dirinya ke Riau terganggu. Saat itu, dirinya juga berinisiatif meminta pengem­balian untuk mengganti pesawat agar bisa tiba tepat waktu.

Baca juga : InJourney Ingin Jadi Operator Kelas Dunia

“Tapi kenyataannya disana berangkatnya di delay sampai tiga jam, padahal kita ini mau mempercepat. Tapi setelah kita mau minta pengembalian, kita mau pindah pesawat lain, dike­nakan biaya (denda administrasi) yang begitu tinggi,” katanya.

Tidak hanya itu, Batik Air juga kembali menerapkan ke­bijakan denda administrasi untuk pengembalian uang tiket. Karena pihak maskapai mengubah jadwal penerbangan dengan waktu yang lebih cepat dari jad­wal yang ditetapkan sebelumnya.

“Jadi penerbangan saja jam tiga (sore), terus dimajukan jam sebelas (pagi). Kita mengem­balikan tiket, dipotong lagi administrasi, walaupun nggak bersalah. Ini kan hal-hal yang nggak fair,” protesnya.

Untuk itu, dia berharap Pemerintah dapat menerapkan ke­bijakan berkeadilan kepada penumpang untuk menghadapi sikap maskapai yang kadang semena-mena mengubah jadwal penerbangan.

Baca juga : KPK Sudah Gelar Perkara Lagi Lho

“Sementara kalau kita terlam­bat, (tiket pesawat) kita hangus. Jadi ini bagi kita (merugikan, red), apalagi pihak-pihak yang lain ya,” tambahnya.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Minggu, 7 April 2024 dengan judul Denda Pengembalian Tiket Pesawat Delay, Salah Maskapai Jadi Bebannya Penumpang

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.