Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Bincang Santai Dengan Dony Oskaria
InJourney Ingin Jadi Operator Kelas Dunia
Minggu, 7 April 2024 07:05 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) Dony Oskaria memiliki mimpi besar dalam memajukan perusahaan dipimpinnya. Dia ingin holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri sektor aviasi dan pariwisata tersebut, menjadi operator kelas dunia.
Kamis (4/4/2024), Redaksi Rakyat Merdeka memenuhi undangan Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) Dony Oskaria di kantor InJourney di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat. InJourney merupakan holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata.
Dalam perbincangan santai dengan Rakyat Merdeka, Dony menceritakan bagaimana ia bersemangat membangun kembali perusahaan negara, khususnya di industri aviasi dan pariwisata. Ia menggambarkan, InJourney ingin hadir sebagai perusahaan hospitality milik negara layaknya operator hotel kelas dunia seperti Four Seasons.
Saat ini InJourney membawahi sekitar delapan perusahaan BUMN, yaitu PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I, PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II, PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN, Sarinah, dan Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.
Dony mengaku, urusan perbaikan layanan (service) tengah digenjot oleh InJourney, mengingat holding ini menjadi wujud hospitality dari negara kepada masyarakat sebagai customer. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah kenyamanan fasilitas dan layanan di bandara-bandara di Indonesia.
Baca juga : KPK Sudah Gelar Perkara Lagi Lho
Memang, akunya, yang paling berat itu adalah upaya untuk memperbaiki layanan dan infrastruktur di bandara. Karena dia melihat banyak yang tidak sesuai dengan peruntukkan dan fungsinya.
“Bandara menjadi first impression negara lain masuk ke Indonesia, ini wajah kita yang pertama kali orang lihat,” ucapnya.
Saking ingin membuat layanan bandara semakin baik, baru-baru ini, Dony mengirim karyawannya dari level staf hingga General Manager (GM) untuk belajar langsung melihat fasilitas dan layanan yang ada di Bandara Internasional Korea Selatan, Incheon.
“Kami melihat Incheon sebagai benchmark. Maka kita kirim orang-orang InJourney untuk belajar ke sana. Setelah balik ke Indonesia mereka diberikan tugas untuk improvement dan melakukan supervisi. Yang terpenting bagaimana mengubah mindset untuk berubah,” tegasnya.
Bahkan ia juga membuat modul sendiri untuk melakukan training kepada seluruh petugas di seluruh bandara yang mencapai 6 ribu orang, dengan mendatangkan berbagai speaker person yang memang andal dan mumpuni di bidang hospitality, seperti GM Fairmont.
Baca juga : Monza Vs Napoli, Misi Kebangkitan Partenopei
Dony bersyukur, meski perubahannya baru sedikit, namun minimal sudah ada perbaikan. Seperti titik-titik toilet yang lebih tertata, lighting (pemasangan lampu) yang lebih terang dibanding sebelumnya redup, sampai desain-desain yang mulai diperbaiki.
“Yang paling lama itu kami masih ingin perbaiki masalah baggage handling dan taxi way parking, yang kerap kali membutuhkan waktu yang sangat lama,” kata pria asal Sumatera Barat ini.
Baggage handling system adalah sistem keamanan bagasi yang menggunakan teknologi otomatisasi. Masalah ini, sambung Dony, bukannya hanya ketika penumpang pulang mengambil bagasi, tetapi ketika check-in juga masih mengalami masalah pengoptimalan proses penyortiran dan pengontrolnya.
Kemudian taxi way parking, yang kerap kali mengantre lama menyebabkan kepadatan, menurutnya, mesti diatur kembali. Lalu perbaikan untuk tenant di bandara. InJourney telah mengubah beberapa fasad yang ada di Terminal 1, 2 dan 3 Ultimate.
“Tidak kami bongkar, tetapi mengembalikan ke desain awalnya. Di Terminal 3 sudah ada beberapa perubahan fasad standar. Zonasi juga akan berubah,” ucapnya.
Baca juga : Mavericks Mantap Ke Play Off
Dony bilang, ada parameter yang harus dipahami oleh orang-orang yang bekerja di dalam InJourney, yaitu bahwa sebesar 60-70 persen pendapatan bandara itu bukanlah dari lalu lintas udara atau airlines, tetapi dikontribusikan dari retail dan properti.
Menurutnya, kalau waktu tunggu check-in lama karena terganggu masalah baggage handling system, maka waktu untuk penumpang belanja atau sekadar makan di bandara menjadi lebih sedikit.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya