Dark/Light Mode

Peringatan Hari Pendidikan Nasional

Momentum Perbaiki Sekolah

Jumat, 3 Mei 2024 07:15 WIB
Anggota Komisi X DPR Fahmy Alaydroes
Anggota Komisi X DPR Fahmy Alaydroes

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan menyoroti masih banyak sekolah minim fasilitas dengan kesejahteraan guru memprihatinkan. Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei ini harus menjadi momentum untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.

ANGGOTA Komisi X DPR Fahmy Alaydroes mengatakan, pendidikan Indonesia saat ini masih banyak masalah. "Banyak sekolah yang fasilitasnya menyedihkan. Ruang kelas yang kusam, bahkan hampir roboh,  halaman sekolah yang sempit, jajanan sekolah yang kotor dan minim gizi," kata dia, kemarin.

Tidak hanya itu, masih banyak guru yang kebingungan menerapkan kurikulum merdeka, gagap menggunakan teknologi digital, dengan jaringan dan kuota internet yang terbatas. Ironisnya, sebagian besar gaji para tenaga kependidikan juga masih jauh dari cukup, bahkan terjerat pinjol alias pinjaman online.

Baca juga : Bahlil: Pemerintah Tak Bisa Dikibulin Swasta

“Masih banyak guru terjerat pinjol alias pinjaman online yang bunganya mencekik. Anak-anak kita dibanjiri oleh media dan instrumen digital yang sangat menggoda, melemahkan semangat membaca dan belajar,” ungkapnya miris.

Kondisi ini, sambungnya, tentu tidak bisa dibiarkan. Sebab, mereka sangat rentan terpapar dengan berbagai konten buruk, bernuansa kekerasan, pornografi atau gaya hidup mewah tapi minim kerja keras.

“Persoalan  yang juga mencuat dalam dunia pendidikan kita  adalah semakin terkikisnya pendidikan moral dan etika yang bersumber dari pendidikan agama dan akhlak, yang merupakan inti dan tujuan pendidikan,” sambungnya.

Baca juga : Gratiskan Dong Ambulans Jenazah Buat Warga Miskin

Tidak hanya itu, lanjut dia, masalah tawuran, perundungan, kekerasan seksual, masih banyak terjadi di dunia sekolah dan kampus. Profil Pelajar Pancasila pun masih jauh di awang-awang. Ini pula yang menjadi persoalan dalam pendidikan moral dan karakter anak didik.

Nah menurutnya, rapuhnya pendidikan moral dan akhlak ini akibat anak-anak didik seringkali tidak mendapatkan contoh atau teladan yang merupakan pilar utama pendidikan moral. "Sebaliknya, anak-anak kita malah mendapatkan tontonan perilaku nir-etika dari banyak kalangan elite nasional, para pejabat negara, artis dan publik figur lainnya,” ucap Fahmy.

Mereka, imbuhnya, kerap mempertontonkan sikap dan perilaku yang tidak beradab, menabrak etika dan norma hukum secara kasat mata dan tanpa rasa bersalah. Marak korupsi, janji palsu, berdusta, nepotisme, bertindak curang.

Baca juga : Borussia Dortmund Vs PSG: 1-0, Le Parisiens Gigit Jari

Juga, menggunakan kekuasaan untuk kepentingan keluarga atau kelompoknya, perselingkuhan, penyalah-gunaan obat (narkoba), ujaran kebencian, kata-kata kasar dan kotor, dan lainnya, menjadikan pendidikan nasional saat ini sarat masalah.

“Pendidikan Nasional Indonesia, sarat masalah dan tantangan. Perlu kepemimpinan nasional yang negarawan, menjunjung tinggi etika dan moral,  menjadikan program pendidikan nasional sebagai panglima pembangunan. Selamat Hari (keprihatinan)  Pendidikan Nasional ," pungkasnya.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.