Dark/Light Mode

Starlink Masuk Ke Indonesia

Telkomsel Cs Butuh Proteksi

Minggu, 2 Juni 2024 07:15 WIB
Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto. (Foto: DPR)
Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto. (Foto: DPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto menilai negara perlu mengatur beroperasinya jaringan Starlink di Indonesia agar tidak mengganggu jaringan operator lokal dalam negeri seperti Telkom. Langkah ini penting mengingat skema bisnis yang dilakukan Starlink berpotensi mengancam usaha PT Telkom dan anak usahanya.

“Service Starlink ke depan yang berpotensi membahayakan Telkomsel (anak usaha PT Telkom) adalah Direct to cell. Service ini membuat mereke bisa melayani segmen cellular,” warning Darmadi, kemarin.

Darmadi mengemukakan, strategi bisnis Direct to cell yang tengah dikembangkan Starlink ini, sekarang sedang diuji coba di beberapa negara dan hasilnya mendapat respons positif. Jika ini berhasil, Telkomsel berpo­tensi dalam bahaya karena tak tertutup kemungkinan, pelang­gannya berpindah ke Starlink.

“Itu artinya, Telkomsel ter­ancam ambruk. Jika itu sampai terjadi, maka Telkom juga akan ambruk,” wantinya.

Baca juga : Pemerintah Buktikan Pacu Roda Perekonomian Rakyat

Darmadi mengungkapkan, kontribusi Telkomsel terhadap Telkom sangat signifikan bagi pendapatan negara. Hal ini bisa dilihat dari dari sisi laba yang diperoleh setiap tahunnya. Dari data yang diperolehnya, perole­han laba di kuartal pertama (Q1) tahun 2024 saja, kontribusi Telkomsel sebesar 88 persen dari total laba Telkom.

Selain itu, banyak usaha Tel­kom mendapat limpahan bisnis dari Telkomsel. Makanya, dia mendorong adanya road map dan strategi khusus menghadapi ancaman Starlink ini. Apalagi, kehadiran Starlink di Indonesia ini, hanya mau menggunakan kerja sama Business to Business (B to B).

“Mereka nggak mau gunakan kerja sama pemasaran Bussiness to Consumer (B2C), hanya mau B to B. Jelas ini ancaman serius yang tak bisa dianggap sebelah mata,” sambungnya.

Makanya, dia mendorong agar PT Telkom memberikan kajian secara komprehensif terkait po­tensi atau ancaman yang bakal dihadapi dengan masuknya Starlink ke Indonesia. Apalagi, banyak masyarakat Indonesia yang bertanya-tanya, sebenarnya Starlink ini mau apa beroperasi di Indonesia. Sementara, ada beberapa pemain serupa yang juga tertarik berinvestasi di Indonesia.

Baca juga : Airlangga Pede RI Jadi Negara Maju

“Paling tidak ada lima dalam catatan saya yang juga hendak masuk ke pasar Indonesia. Kami di Komisi VI ingin mengetahui secara detail terkait Starlink ini, jadi kami minta Telkom berikan kajian di balik kehadiran Star­link ini. Seperti apa ancaman dan dampaknya terhadap bisnis Telkom,” pintanya.

Lebih lanjut, politisi Fraksi PDI Perjuangan ini menemukan adanya potensi praktik preda­tory pricing yang dilakukan Starlink ketika masuk ke pasar Indonesia. Hal ini menyusul kebijakan banting harga Star­link kepada konsumen di dalam negeri.

“Belum apa-apa mereka sudah banting harga untuk hardware-nya dari Rp 7 juta-an ke harga Rp 4 juta-an, hampir 40 persen mereka banting harga. Saya ya­kin bisa mereka turunkan sampai satu juta bisa saja. Itu artinya, Internet Service Provider (ISP) macam Telkomsel bakal tergerus nantinya,” warning-nya lagi.

Darmadi memahami, PT Tel­kom saat ini tidak bisa berbuat apa-apa mengingat BUMN bi­dang telekomuikasi ini tidak memiliki kewenangan terkait Starlink ini. Namun dia ber­harap, PT Telkom tetap mem­berikan masukan ke Pemerintah terkait potensi ancaman dibalik kehadiran Starlink terhadap ke­berlangsungan bisnis ISP dalam negeri.

Baca juga : Selama 4 Tahun, DKI Alami 5.170 Bencana

“Sebab Telkomsel dan Telkom ini adalah milik rakyat yang mesti kita lindungi dari ancaman asing,” tegasnya.

Bendahara Megawati Institute ini mengatakan, negara-negara maju bahkan Amerika Serikat pun, memberikan kebijakan yang luar biasa untuk melindungi kepentingan pelaku usaha di dalam negerinya. Sehingga, Starlink sekalipun diharuskan tunduk pada aturan yang ada, termasuk diwajibkan kerja sama dengan operator lokal.

“Di Amerika Serikat, Starlink kerja sama dengan T Mobile untuk service direct to cell ini. Bahkan negara seperti China, Singapura, Thailand belum mau kasih masuk Starlink. Masa kita buru-buru kasih masuk tanpa kajian, hanya berharap investasi yang belum tentu dapat dari Elon Musk. Kita harus lindungi opera­tor lokal,” tambahnya.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Minggu, 2 Juni 2024 dengan judul Starlink Masuk Ke Indonesia, Telkomsel Cs Butuh Proteksi

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.