Dark/Light Mode

Juni 2024, Harga BBM Naik Atau Nggak Nih…

Mirah Sumirat: Baru Saja Gaduh Potongan Tapera

Jumat, 31 Mei 2024 07:50 WIB
Mirah Sumirat, Presiden Aspek Indonesia. (Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id)
Mirah Sumirat, Presiden Aspek Indonesia. (Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id)

RM.id  Rakyat Merdeka -  Perbincangan tentang kemungkinan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik pada Juni 2024, terus bergulir.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, pada Jumat (19/4/2024), membuka peluang kenaikan harga BBM di tengah ketegangan antara Iran dengan Israel.

Dia mengatakan, konflik Rusia dengan Ukraina dan situasi Timur Tengah yang memanas, membuat harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan signifikan.

Baca juga : Sartono Hutomo: Penyesuaian Harga Bukan Kenaikan

"Kalau ini tidak berkesudahan, harus ada langkah-langkah yang pas," ujarnya.

Selain karena faktor konflik, pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS, membuat kompensasi dan anggaran subsidi BBM di dalam negeri membengkak.

Lalu, apa pernyataan Presiden Jokowi soal potensi kenaikan harga BBM per 1 Juni 2024? Jokowi mengatakan, perlu memperhatikan kemampuan fiskal negara untuk menaikkan atau tidak menaikkan harga BBM.

Baca juga : Indonesia Harus Kuatkan Perkawanan & Pertahanan

Menurutnya, perlu ada perhitungan dan kalkulasi yang baik sebelum menaikkan harga BBM.

"Semua dilihat, fiskal negara dilihat. Mampu atau tidak mampu, kuat atau tidak kuat. Harganya, harga minyaknya sampai seberapa tinggi. Semuanya akan dikalkulasi. Semua akan dihitung," kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2024).

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VII DPR Sartono Hutomo mengatakan, Pemerintah wajib menerapkan skala prioritas dalam mengatur ruang fiskal negara, karena ditujukan untuk memenuhi aspirasi masyarakat.

Baca juga : Kemdikbudristek Tarik Buku Panduan Rekomendasi Sastra

Sedangkan Presiden Asosiasi Pekerja (Aspek) Indonesia Mirah Sumirat tidak sepakat jika harga BBM dinaikkan. Sebab, rakyat Indonesia akan kesulitan.

"Belum lagi harga pangan dan sembako cukup tinggi, pajak untuk buruh juga tinggi. Jika masih memaksakan menaikkan harga BBM, apakah Pemerintah tidak peduli kepada rakyatnya," katanya.

Untuk lebih jelasnya, berikut wawancara dengan Mirah Sumirat terkait isu tersebut.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.