Dark/Light Mode

Syarief Hasan: Pelonggaran PSBB Jangan Korbankan Rakyat

Kamis, 28 Mei 2020 12:24 WIB
Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Kedua, Jerman mulai membuka kembali bisnis secara bertahap. Termasuk, menggelar kembali Bundesliga tanpa penonton.

Jerman melakukan pelonggaran setelah terjadi penurunan tambahan kasus secara signifikan, dan mampu menyembuhkan 164 ribu dari total 181 ribu kasus positif.

Data Robert Koch Institute (RKI) untuk penyakit menular menyebut, tingkat infeksi Covid -19 di Jerman ketika itu berada di angka 0,65. Meskipun lockdown dilonggarkan namun social distancing dan penggunaan masker tetap akan diberlakukan.

Ketiga, Denmark mulai melonggarkan lockdown dan mulai membuka sekolah secara bertahap. Data dari Statens Serum Institute menyebut, tingkat penularan di Denmark turun menjadi 0,7.

Baca juga : Kang Emil : Pelonggaran PSBB Jabar Tunggu Hasil Kajian Komprehensif

Keempat, Italia mulai memberikan izin bekerja untuk 4 juta orang. Usaha seperti restoran mulai dibuka takeaway. Ibadah dan pernikahan, mulai dilakukan pelonggaran setelah terjadi penurunan jumlah kasus aktif sebesar 2,29 persen dari total kasus konfirmasi mencapai 231 ribu, dengan jumlah kasus sembuh 32.955 kasus.

Kelima, Vietnam merupakan salah satu negara yang telah melonggarkan kebijakan pembatasan. Keputusan tersebut diambil setelah tak ada kasus baru Covid-19 selama enam hari berturut-turut, dan tidak ada kasus meninggal.

Kasus positif yang terjadi di Vietnam berjumlah 327, dan tidak ada sama sekali meninggal dunia.

Keenam, Malaysia mulai melonggarkan lockdown untuk kegiatan perekonomian. Namun, usaha yang diizinkan beroperasi kembali harus mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Baca juga : Mendes Surati Kepala Desa Yang Lamban Tangani BLT Dana Desa

Pelonggaran ini diambil setelah kasus positif mencapai angka 7.604, dengan tingkat kesembuhan sebanyak 80,9 persen.

Ketujuh, Belanda membuka lockdown dengan ketat seperti jaga jarak. Murid-murid diizinkan ke sekolah meski jam pelajaran masih dipangkas.

Institut Kesehatan Masyarakat Belanda menyebut, tingkat infeksi turun di bawah 1,0. Sehingga, kebijakan pelonggaran diambil setelah jumlah kasus positif di Belanda mencapai 45.578 kasus.

Begitu pula Korea Selatan. Melakukan pelonggaran, setelah berhasil menurunkan tingkat infeksi baru secara signifikan hanya 40 orang.

Baca juga : Dompet Dhuafa Bangun Ketahanan Pangan Berbasis Pesantren

"Belajarlah dari negara-negara lain, yang sudah melonggarkan pembatasan. Pemerintah harus mampu menekan penularan Covid-19 terlebih dahulu, di bawah tingkat infeksi 1,0. Pemerintah juga harus mempersiapkan segala protokoler. Agar Covid-19 dapat teratasi meski, dlakukan pelonggaran PSBB," papar Syarief.

"Perlu diingat pula bahwa pemerintah terlambat melakukan PSBB, sehingga hasilnya pun memerlukan waktu. Bukan dalam waktu yang singkat ini. Sekali lagi, jangan mengorbankan kesehatan rakyat," tandas Syarief.

Seandainya pemerintah tetap akan memberlakukan pelonggaran PSBB, Syarief menekankan pentingnya jaminan bahwa tidak akan terjadi peningkatan korban infeksi baru. Berarti, korban yang sembuh harus semakin meningkat secara signifikan. Begitu juga kasus meninggal. Harus semakin kecil, atau mendekati nol.

"Bila ada jaminan bagi rakyat, berarti pemerintah telah bekerja sesuai amanat yang ditetapkan oleh konstitusi UUD 45," tegasnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.