Dark/Light Mode

Wakil Ketua MPR Syarief Hasan

Anggaran Sudah Besar, Pemerintah Harus Hati-hati Tangani Pandemi Covid

Rabu, 10 Juni 2020 20:15 WIB
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 belum menemukan titik akhir. Data terbaru dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebutkan, penambahan kasus positif harian tertinggi mencapai 1.043 kasus pada Selasa (9/6). Sementara total kasusnya sejak berjangkit pada awal Maret 2020, berjumlah 33.076 pasien positif.

Sebelumnya, pada Minggu (7/6), terjadi penambahan kasus positif harian sebanyak 672. Lalu, terjadi kenaikan penambahan kasus pada Senin (8/6) sebanyak 847 kasus positif, dan naik kembali pada Selasa (9/6), melebihi seribu kasus.

Angka ini menunjukkan bahwa penambahan kasus terkontaminasi Covid-19 masih tinggi. Bahkan, cenderung terus meningkat dari hari ke hari.

Baca juga : Ketua KPK: Medsos Berpengaruh Besar Dalam Pemberantasan Korupsi

Terkait hal ini, Wakil Ketua MPR Fraksi Demokrat Syarief Hasan mempertanyakan langkah pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.

Sarif menilai, pemerintah telah melakukan banyak langkah. Namun, belum ada penurunan angka positif yang signifikan. Padahal, pemerintah yang dibekali dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 telah menyiapkan dan mengeluarkan banyak anggaran dalam penanganan Covid 19.

Syarief juga mempertanyakan, kebijakan pemerintah yang memberikan kelonggaran PSBB, di tengah masih tingginya penambahan kasus positif.

Baca juga : Wakil Ketua Fraksi PKS : Stop Hoaks Dan Fitnah Kepada Tenaga Medis

Pemerintah terus menerus melakukan pelonggaran PSBB. Pemerintah mulai membuka pusat-pusat perbelanjaan. Namun, masih banyak yang belum menerapkan protokoler kesehatan dengan tegas.

“Pemerintah harus berperan aktif menekan laju penambahan kasus harian, dengan berbagai kebijakan dan kemampuan yang dimiliki. Bukan membuat kebijakan yang kontraproduktif," cetusnya.

Syarief menyarankan, pemerintah belajar dari negara lain sebelum memutuskan melalukan pelonggaran. Misalnya, Korea Selatan. Negeri Ginseng itu melakukan pembatasan dengan ketat di awal pandemi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.