Dark/Light Mode

Putra Nababan Kenang Jadi Wartawan dan Ungkap Kegiatan di Senayan

Anggota DPR Itu Banyak Tugas, Ada Juga Yang Bandel-bandel..

Kamis, 18 Juni 2020 06:56 WIB
Anggota Komisi X DPR Putra Nababan saat bincang di Instagram Rakyat Merdeka, Rabu (17/6). (Foto: Istimewa)
Anggota Komisi X DPR Putra Nababan saat bincang di Instagram Rakyat Merdeka, Rabu (17/6). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Putra lalu membeberkan agendanya hari itu. Kata dia, ada empat pertemuan Zoom. Pagi rapat pagu anggaran dengan BNPB. Siangnya ada sidang legislasi. Rapat dengar pendapat RUU Tenaga Kerja. Jelang sore lanjut rapat Komisi lagi. Belum kalau ada tugas dari partai. “Pers tidak tahu soal ini,” kata Putra.

“Dulu kita dari luar lihat ke dalam. Sekarang kita dari dalam lihat keluar,” imbuhnya.

Di samping ngurus komisi, dia mengurus dapil. Urusan ini tidak bisa ditinggalkan. Dia bilang tidak ada hari kosong tanpa ngurusin dapil. Saking banyaknya kerjaan, kadang dia melakukan multiple Zoom. Maksudnya melakukan beberapa pertemuan sekaligus dalam satu waktu. “Untung ada Zoom. Kalau tak ada repot kita,” ujarnya.

Baca juga : Kasus Gagal Bayar Asuransi Jiwa Dan Reksa Dana Coreng Citra Pengawas Pasar Modal

Tapi memang, kata dia, tidak semua ritme kerja anggota DPR seperti itu. Parlemen terdiri dari macam orang latar belakang dan tabiat. “Yang bandel-bandel juga ada,” ungkapnya.

Soal bisa melenggang ke Senayan, Putra mengakui latar belakangnya sebagai wartawan cukup membantunya. Dengan bekal komunikasi politik, dia bisa mengerti apa yang mesti disam paikan kepada konstituen. Tapi, saat-saat kampanye di awal dia mengakui sempat kewalahan.

Dia mengakui tahapan paling berat adalah saat kampanye. Karir 25 tahun menjadi wartawan politik seperti tak banyak membantu. Dia sempat berseloroh menyesal tak pernah menugaskan wartawan meliput bagaimana seorang caleg bisa menang di dapilnya.

Baca juga : Ketua DPR: Protokol Kesehatan di Rumah dan di Sekolah Merupakan Satu Mata Rantai

Dari pengalaman berkampanye kemarin, kata dia, kemenangan tidak hanya ditentukan oleh media. Tapi harus bersentuhan dengan rakyat. Bisa memegang dan meluk rakyat. Masuk ke rumah mereka bersalaman. “Dari pertemuan dengan rakyat itu, probabilitas kita dipilih lebih besar. Itu yang dilakukan Emmanuel Macron (Presiden Prancis) dan Pak Jokowi,” ungkapnya.

Dari pengalaman itu juga dia tahu ada tiga jenis politisi. Pertama, politisi yang dikenal nasional dan di dapil. Biasanya para politisi senior yang kawakan. Kedua, tidak dikenal di nasional tapi di dapil sangat terkenal. Ketiga, dikenal nasional tapi tidak di dapil. Dari tiga politisi itu bisa dijelaskan kenapa politisi yang popularitasnya tinggi tapi tidak lolos.

Popularitas, aksepbilitas dan elektabilitas adalah tiga hal berbeda. “Saya baru tahu itu saat baru terjun ke politik. Ini yang tidak kita pelajari selama jadi wartawan,” ungkapnya.

Baca juga : Rachmat Gobel: Covid-19 Momentum Penguatan Ekonomi

Terakhir, enak jadi wartawan atau anggota DPR? Dia bilang menjadi anggota DPR itu harusnya orang-orang yang sudah selesai dengan profesinya. Karena pekerjaan di DPR adalah pengabdian seperti membuat undang-undang dan sebagainya.

Putra merasa puas masuk ke DPR setelah bisa bekerja sesuai fashion-nya sebagai wartawan. Meniti karir di harian Merdeka sampai puncak karir sebagai redaktur pelaksana. Kemudian meniti karir di dunia televisi sampai jadi Pemred Metro TV dan memutuskan pensiun di usia 42. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.