Dark/Light Mode

Puteri Akom: Masuk DPR, Welcome To The Jungle

Selasa, 21 Juli 2020 06:06 WIB
Tangkapan layar Milenial Golkar, Putri Anetta Komarudin dalam acara Merdeka Bicara yang tayang di seluruh kanal media sosial Rakyat Merdeka, Senin (20/7). (Sumber: YouTube Rakyat Merdeka TV)
Tangkapan layar Milenial Golkar, Putri Anetta Komarudin dalam acara Merdeka Bicara yang tayang di seluruh kanal media sosial Rakyat Merdeka, Senin (20/7). (Sumber: YouTube Rakyat Merdeka TV)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi XI DPR Puteri Anetta Komarudin menjadi tamu dalam program Merdeka Bicara yang digelar Rakyat Merdeka, kemarin.

Di awal pemaparannya, Putri membeberkan alasannya terjun ke dunia politik. Dunia yang sebelumnya memang tidak terlalu asing baginya karena sang ayah, Ade Komaruddin, mantan Ketua DPR, merupakan politisi yang puluhan tahun berkecimpung di dunia parlemen.

“Sedikit cerita kenapa saya terjun ke dunia politik padahal dulunya di dunia yang sangat jauh, yakni di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pertama, saya datang dari latar belakang keluarga yang memang di dunia politik. Kemudian sejak kecil ayah saya, Akom, jabat anggota DPR dapil yang sama dengan saya sekarang Jawa Barat VII,” kata Puteri mengawali perbincangan dengan redaksi RM.

Politisi asal Purwakarta ini mengaku sangat terinspirasi dengan ayahnya. Maklum, ketika SD, SMP hingga SMA, sering diajak berkeliling menemui konstituen di daerah pemilihannya.

Baca juga : Cak Imin Minta Para Kepala Daerah Perkuat Sektor Pertanian

Dia juga sering memperhatikan tugas-tugas kedewanan yang dijalankan ayahnya di parlemen. Dari mulai tugas legislasi, penganggaran, hingga tugas pengawasan ke mitra-mitra kerja.

“Untuk anak seusia saya hal tersebut merupakan hal yang sangat heroik. Karena saat santai di Sabtu-Minggu pun, ayah saya tetap mendedikasikan waktunya untuk masyarakat di dapilnya. Tak jarang beliau tak tidur hingga subuh karena melakukan tugas-tugas berkaitan dengan wakil rakyat,” jelas Puteri yang usai lulus SMA berkesempatan mendapat pendidikan di Singapura dan aktif di Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Singapura.

Untuk kegiatan sosial dan kemanusiaan, Puteri selama aktif di PPI Singapura, sudah sering melakukan kegiatan advokasi terhadap para TKI dan TKW Indonesia di Singapura yang mendapat pelecehanan, ke kerasan fisik hingga seksual oleh majikannya.

Begitu juga ketika melanjutkan pendidikannya ke Melbourne University, dia aktif di PPI Australia. Tiga tahun berkarier di OJK, Puteri merasa cukup memiliki ‘modal’ untuk banting setir ke dunia politik.

Baca juga : Azis: RDP Di Masa Reses Langgar Tatib Dan Bamus

Pada pemilu lalu, Puteri berhasil lolos ke DPR dari Jawa Barat VII dengan 70.160 suara. Kini Puteri duduk di Komisi XI. Hampir setahun di DPR, Puteri merasakan beratnya menjadi anggota Dewan.

“Kalau di politik seperti senior-senior bilang it’s a jungle. Begitu saya masuk ke DPR, semua orang bilang ke saya, welcome to the jungle dan ternyata setelah hampir satu tahun dan memang ternyata it’s a jungle,” katanya.

Tapi bagi Puteri, kesempatan menjadi anggota dewan adalah kesempatan langka yang tidak didapat semua orang. Apalagi pada pemilu lalu, kontekstasi sangat berat, dengan masa kampanye yang melelahkan.

“Selama itu saya berkeliling melihat apa masalah yang kita hadapi? Seperti apa langkah terbaik yang mesti dilakukan agar kepercayaan masyarakat tidak sia-sia,” jelasnya.

Baca juga : Baleg: RUU Cipta Kerja Untuk Kesejahteraan Rakyat

Di Komisi XI, Puteri concern kepada krisis ekonomi yang diakibatkan pandemi saat ini salah satunya kondisi yang memaksa masyarakat berutang ke rentenir. Krisis akibat pandemi ini, lanjut Puteri, menyebabkan akses masyarakat ke permodalan dan pinjaman dari institusi legal berkurang sehingga berujung ke rentenir yang malah membebani masyarakat dengan bunga yang sangat tinggi.

Karena itu, Puteri fokus mendorong agar masyarakat tidak lagi ke rentenir tapi beralih ke pinjaman legal di perbankan maupun jasa keuangan pembiayaan lainnya.

Selain itu, Puteri juga fokus pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang juga jadi tanggung jawabnya di Komisi XI. Disitu dia menyoroti bagaimana belanja negara ini sedapat mungkin bisa menyerap produk-produk UMKM yang saat ini berdarah-darah karena pandemi.

“Saat ini UMKM kita malah lebih terdampak karena PSBB, tidak bisa produksi, produksi turun karena tidak ada biaya poroduksi. Untuk itu kita mendorong agar produk UMKM kita bisa diserap oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” jelasnya.[KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.