Dark/Light Mode

Generasi Muda Kunci Kekokohan Bangsa Indonesia

Selasa, 28 Mei 2019 19:20 WIB
Ketua DPR Bambang Soesatyo (berkemeja putih) saat menerima Pengurus Pusat Gerakan Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-Polri (GM FKPPI), di ruang kerja Ketua DPR, Jakarta, Selasa, (28/5).
Ketua DPR Bambang Soesatyo (berkemeja putih) saat menerima Pengurus Pusat Gerakan Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-Polri (GM FKPPI), di ruang kerja Ketua DPR, Jakarta, Selasa, (28/5).

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana dikukuhkan para founding fathers sudah bersifat final dan tidak boleh diganggu gugat. Adanya upaya-upaya dari berbagai pihak yang akhir-akhir ini ingin mengubah dasar dan bentuk negara harus senantiasa diwaspadai, khususnya bagi generasi muda bangsa.

"Survei IDN Research Institute bekerjasama dengan Alvara Research Center pada 2019 melaporkan bahwa 19,5 persen generasi milenial dengan rentang usia 20-35 tahun menilai Indonesia lebih ideal menjadi negara khilafah. Sedangkan 81,5 persen mendukung NKRI. Survei tersebut sudah menjadi early warning bagi segenap elemen bangsa, khususnya organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang berlandaskan Pancasila," ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet ini saat menerima Pengurus Pusat Gerakan Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-Polri (GM FKPPI), di ruang kerja Ketua DPR, Jakarta, Selasa, (28/5).

Baca juga : Menkeu Minta BPJS Kesehatan Tekan Defisit

Turut hadir antara lain Anggota Fraksi Partai Golkar DPR Mukhamad Misbakhun, Ketua Umum GM FKPPI Sandi Mandela beserta kepengurusannya. Sandi Mandela baru dilantik 16 Mei 2019 di Jakarta. Hadir juga Sekretaris Jenderal Keluarga Besar FKPPI Anna R Legawati dan Ketua OKK FKPPI M Salahudin. 

Sebagai Kepala Badan Bela Negara FKPPI, Bamsoet mendorong GM FKPPI aktif turun ke generasi milenial untuk mensosialisasikan masalah kebangsaan. Sehingga generasi milenial yang saat ini jumlahnya mencapai 62 juta jiwa bisa memahami sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Khususnya, tentang bagaimana para pendahulu tanpa memandang suku, agama, ras, etnis, golongan maupun latar belakang, semua berjuang mengorbankan harta dan nyawa demi kemerdekaan Indonesia. 

Baca juga : Hore, Dibuka Penerbangan Langsung Kamboja-Indonesia

"Perbedaan merupakan denyut nadi bangsa Indonesia. Jangan sampai rahmat dan karunia yang luar biasa dari Allah SWT ini tercemari akibat pikiran sempit dan radikal dari sebagian kelompok yang ingin memaksakan kehendaknya, sehingga menganggu kestabilan Indonesia. Kunci kekokohan bangsa Indonesia saat ini terletak di generasi mudanya," tutur Bamsoet.

Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen ini menambahkan, semangat cinta dan bela negara di generasi milenial tidak boleh padam. Generasi milenial tidak boleh acuh terhadap kondisi kebangsaan, lupa sejarah perjuangan bangsa dan tidak peduli dengan keberagaman.

Baca juga : Tim Arung Jeram Juara Dunia, Kemenpora Siapkan Bonus

"Sebanyak 19,5 persen milenial yang menilai Indonesia lebih baik menjadi negara khilafah, bisa jadi mereka belum paham betul tentang pentingnya keberagaman, persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI. Karenanya perlu diedukasi secara bijaksana. Tugas tersebut harus dijalankan oleh GM FKPPI bersama berbagai ormas lainnya yang peduli dengan masa depan Indonesia," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.