Dark/Light Mode

Warning Masyumi Reborn

Poros Parpol Islam Tetap Nasionalis Lho

Jumat, 21 Januari 2022 07:00 WIB
Ketua Umum Partai Masyumi Reborn, Ahmad Yani. (Foto: YouTube)
Ketua Umum Partai Masyumi Reborn, Ahmad Yani. (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Partai Masyumi Reborn, Ahmad Yani mengingatkan, gagasan poros nasionalis-religius jangan sampai menyudutkan kemungkinan terciptanya poros Islam di Pemilu 2024. Menurutnya, jika nanti tercipta poros berbasis parpol Islam, bukan berarti tidak nasionalis.

“Justru kita menggagas Fraksi Islam di parlemen, lebih maju lagi. Tidak pragmatis hanya di Pilpres saja,” ujarnya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Kapolri: Upaya Menjaga Generasi Penerus Bangsa

Dijelaskan Yani, polarisasi yang terjadi di dua Pemilu terakhir jangan diartikan sebagai kekhawatiran berlebihan sebagai munculnya poros Islam. Dia meyakini, poros Islam dipastikan sudah tuntas berbicara tentang nasionalisme. Baginya, persoalan ideologi juga sudah tuntas melalui Piagam Jakarta.

Menilik sejarah, Ketua Partai Masyumi, Mohammad Natsir sempat menginisiasi Mosi Integral pada 3 April 1950. Hasilnya, tujuh negara bagian dan sembilan kesatuan kenegaraan yang terhimpun di dalam federalisme bermufakat kembali ke NKRI.

Baca juga : Launching Vaksinasi Merdeka Anak, Kapolri: Upaya Menjaga Generasi Penerus Bangsa

Artinya, kata Yani, partai politik Islam yang ada saat ini sudah sepakat tentang nasionalisme. Kalau pun nanti muncul poros Islam, tidak akan menggerus NKRI. “Kita tidak ingin kebangasaan tanpa religiusitas, apalagi tidak punya nasionalisme. Poros Islam bukan tidak nasionalisme. Kalau ada pemikiran itu, namanya gagal paham dan gagal sejarah,” kelakarnya.

Mantan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menilai, gagasan nasionalis-religius itu absurd alias tidak masuk akal. “Nggak jelas. Relasi antara agama dan negara itu sudah selesai, puncaknya ya di Piagam Jakarta itu,” katanya.

Baca juga : PPP Nyentil Siapa Nih?

Menurutnya, Indonesia juga sudah memaknai pemikiran Islam dengan baik. Misalnya, saat ini tumbuh bank syariah. Artinya, gagasan baik itu bisa muncul karena bangsa ini sudah tidak lagi berbicara tentang pertentangan ideologi.

Mantan Anggota DPR ini justru khawatir, jika koalisi nasionalisme-religius terjadi sekadar untuk urusan tiket Pilpres 2024. Jangan sampai begitu tiket diraih, justru poros tersebut hanya sebatas pragmatisme menuju pesta demokrasi lima tahunan. “Koalisi itu bukan hal-hal pragmatis atau kepentingan sesaat. Makanya kita menggagas koalisi Islam. Nah ini, jangan dinafikan soal keagamaan,” ungkapnya. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.