Dark/Light Mode

Perang Rusia-Ukraina

Anis Matta : Pertanda Bakal Ada Tatanan Dunia Baru

Kamis, 3 Maret 2022 18:13 WIB
Perang Rusia-Ukraina Anis Matta : Pertanda Bakal Ada Tatanan Dunia Baru

 Sebelumnya 
Kemenlu dinilai cenderung menyalahkan Rusia sebagai negara agresor telah menganeksasi Ukraina.

Sementara Presiden Jokowi mengatakan, perang harus dihentikan tanpa menyalahkan Rusia dan Ukraina, serta meminta konflik diselesaikan secara damai. Dan tidak membahayakan pada keamanan dan perdamaian internasional.

"Jadi Indonesia harusnya menjadi fasilitator, yang bisa memberikan solusi bagi konflik ini. Kita harus fokus pada rakyat, karena rakyat tidak boleh menderita akibat perang di kedua negara," kata Hikmawanto.

Baca juga : Pertamina Komit Jaga Pasokan BBM Dan Gas

Hikmawanto mengingatkan, agar Indonesia tidak melihat konflik Rusia Vs Ukraina sebagai konflik antara Pemerintah Pusat (PBB) dan Pemerintah Daerah (Rusia-Ukraina).

"Efektifitas terhadap PBB ini diragukan, dan perlu diingat bapak/Ibu sekalian, bahwa PBB ini bukan pemerintahannya. Artinya, tidak seperti Pemerintah Pusat, kalau misalnya ada Pemerintah Daerah bersengketa, kemudian Pemerintah Pusat bisa turun. Mereka punya main street sendiri, itu yang harus kita pahami," katanya.

Artinya, dalam konteks hukum internasional, lanjut Hikmawanto, bagi masyarakat internasional yang berlaku adalah hukum rimba, bukan norma-norma hukum internasional yang harus ditaati.

Baca juga : Sedih, Rusia-Ukraina Masih Berdarah-darah

"Yang berlaku hukum rimba, siapa yang kuat sebagai justifikasi hukum internasional, bukan norma yang harus ditaati. Ini akan menjadi justifikasi setiap negara untuk mengambil tindakan," tegas pakar hukum internasional Universitas Indonesia.

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Australia dan China Prof Imron Cotan berharap, Indonesia bisa mendorong penyelesaian konflik Rusia Vs Ukraina diselesaikan melalui jalur diplomasi atau perundingan antara kedua belah pihak.

"Indonesia harus memberikan solusi, bukan memberikan kecaman-kecaman. Meski saya tidak yakin, Indonesia memiliki power untuk memberikan solusi kedua belah pihak dalam diplomasi. Tapi langkah-langkah itu tetap harus ditawarkan dan kita bisa menjadi tuan rumah negosiasi," kata Imron Cotan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.