Dark/Light Mode

Koalisi 02 Bubar

PAN Balik Badan, PKS Pasang Badan, Demokrat Pamitan

Sabtu, 29 Juni 2019 04:59 WIB
Koalisi 02 yang menamakan dirinya Indonesia Adil Makmur, secara resmi menyatakan bubar, di kediaman Prabowo Subianto, Jl Kertanegara, Jakarta, Jumat (28/6). (Foto: Oktavian Surya Dewangga/Rakyat Merdeka).
Koalisi 02 yang menamakan dirinya Indonesia Adil Makmur, secara resmi menyatakan bubar, di kediaman Prabowo Subianto, Jl Kertanegara, Jakarta, Jumat (28/6). (Foto: Oktavian Surya Dewangga/Rakyat Merdeka).

RM.id  Rakyat Merdeka - “Bubar barisan....grak!!!” Begitulah kira-kira yang terjadi dengan koalisi 02. Koalisi yang dinamai Adil Makmur itu, resmi dibubarkan sehari setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengukuhkan kemenangan Jokowi.

Ada lima partai yang tergabung dalam koalisi penyokong Prabowo-Sandi ini. Empat partai pengusung (Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat), satu partai pendukung (Berkarya). Setelah koalisi bubar, meski ada usul agar mereka tetap bersama-sama menjadi oposisi, mereka mulai mengambil langkahnya masing-masing.

Demokrat sudah pamitan. PKS menyatakan siap pasang badan. PAN terlihat ingin balik badan mendukung Jokowi. Keputusan pembubaran koalisi 02 itu diambil usai Prabowo menggelar rapat internal bersama pimpinan parpol koalisi di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, kemarin.

Dalam rapat itu, hadir Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Sekjen PAN Eddy Soeparno, Presiden PKS Sohibul Iman, serta Sekjen Berkarya Priyo Budi Santoso.

Rapat membahas putusan MK yang menolak gugatan Prabowo-Sandi. Hadir pula sejumlah pengurus Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, di antaranya Direktur Komunikasi dan Media Hashim Djojohadikusumo, Ketua BPN Djoko Santoso dan Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak.

Usai rapat, Ahmad Muzani memberikan keteragan pers. Kepada wartawan, Muzani menyatakan, koalisi 02 resmi bubar. “Tugas Koalisi Adil dan Makmur dianggap selesai,” kata Muzani. Tak hanya koalisi, BPN juga dianggap bubar.

Baca juga : Menhub Tinjau Layanan BBM Yang Disiapkan Pertamina

Dalam kesempatan itu, Muzani juga menyampaikan ucapan terima kasih dari Prabowo kepada partai koalisi dan BPN. Muzani menjelaskan, keputusan itu diambil lantaran putusan MK bersifat final dan mengikat. Karena itu, Prabowo menyerahkan langkah politik selanjutnya kepada masing-masing parpol yang mengusungnya.

“Mandat yang diberikan kepada partai sebagai paslon presiden dan wakil presiden hari ini dikembalikan pada partai masing-masing,” ujar Muzani.

“Selanjutnya Pak Prabowo menyerahkan keputusan politik kepada partai masing-masing,” imbuhnya. Muzani mengungkapkan, dalam pertemuan yang suasananya cukup hangat itu, masing-masing partai telah menyampaikan pandangan politiknya.

Prabowo juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh partai koalisi yang mengusungnya, dan kepada seluruh elemen pendukung. Eks Danjen Kopassus itu merasa besarnya suara yang didapatkannya dalam Pemilu 2019 ini tak lepas dari dukungan partai koalisi, elemen masyarakat, relawan dan simpatisannya.

Karena itu, Prabowo merasa perlu bertanggung jawab atas dukungan yang didapat tersebut. “Inilah modal yang terus kita akan rawat,” ujarnya.

Yang ketiga, kata Muzani, Prabowo merasa perjuangan untuk Negara belum selesai. Putusan MK, hanyalah salah satu langkah dalam perjuangan. Masih ada langkah lain membangkitkan perjuangan demi kesejahteraan bangsa.

Baca juga : Minta Koalisi Dibubarkan, Demokrat Dikeroyok

Prabowo pun berharap hubungan antar partai koalisi tetap terjaga dengan baik. Bagaimana langkah parpol 02 selanjutnya? Macam-macam.

 

PAN tampaknya sedang menyiapkan langkah untuk balik badan. Merapat ke Jokowi. Ketum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, pihaknya akan segera melakukan rapat internal untuk menentukan langkah dan sikap partainya ke depan.

Rapat internal itu akan dilakukan dalam waktu dekat. Kapan waktunya? “Nanti akan ditentukan,” kata Zul, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, kemarin.

Apakah akan merapat ke Jokowi? ditanya soal ini, PAN belum mau bicara. Sekjen PAN Eddy Soeparno mengamini bahwa petinggi parpol memang tengah rapat membahas soal ini. Namun, dia enggan bicara lebih jauh. “Tentu opsinya hanya dua, kita melanjutkan atau kita berjalan sendiri- sendiri,” ucap Eddy.

Bagaimana dengan Demokrat? Hinca Panjaitan mengatakan, Demokrat akan menentukan arah politik setelah rapat bersama majelis tinggi partai. “Tentu setelah ini saya akan melaporkan kepada partai, lewat ketua umum dan juga majelis tinggi partai,” kata Hinca, kemarin.

Baca juga : Bulan Ramadan, Sasa Fokus Jualan Santan

Kata Hinca, untuk urusan arah politik ini, Demokrat tidak akan menggelar Rakernas. Sebab saat mendukung pasangan Prabowo-Sandi pun, diputuskan oleh majelis tinggi.

“Karena majelis tinggi lah kewenangannya,” ungkapnya. PKS juga belum mau terbuka soal arah politiknya. Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, sikap PKS masih menunggu perkembangan. Selain itu, masih menunggu sikap dari Majelis Syuro.

“Saya tidak bisa memutuskan sendiri. Harus berdasarkan keputusan Majelis Syuro,” kata Sohibul. “Sabar, jangan terburu-buru. Nanti tanya langsung ke Majelis Syuro,” ungkapnya.

Sementara itu, politikus PKS, Mardani menyerukan agar PKS menjadi oposisi saja. Dia berharap koalisi terus lanjut dan menjadi oposisi yang kritis sebagai kekuatan penyeimbang.

“Selama kita istikamah membela rakyat, sama saja kebaikan yang didapat baik di dalam ataupun di luar pemerintahan,” kata Mardani dalam keterangan pers.

Pengamat politik Ray Rangkuti menduga Jokowi tak akan merangkul semua partai. Agar demokrasi tetap berjalan, Jokowi harus menjaga komposisi koalisi dan oposisi dalam penyelenggaraan negara. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.