Dark/Light Mode

Cari Hari Baik Untuk Capreskan Prabowo

Gerindra, Tolong Berpikir 1.000 Kali

Minggu, 5 Juni 2022 06:20 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. (Foto: Instagram)
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. (Foto: Instagram)

 Sebelumnya 
Kira-kira kapan waktu deklarasinya? "Dalam bulan-bulan ke depan, kami akan segera mendeklarasikan," ungkapnya.

Terkait ucapan Prabowo yang membuka kesempatan orang lain maju sebagai capres, kata Muzani, itu bukan dalam konteks sebagai king maker. Pernyataan bosnya itu, sebagai sikap Prabowo yang menjunjung tinggi demokrasi dengan memberikan kesempatan bagi tokoh lain maju sebagai capres.

“Silakan kalau partai lain ingin mengusung capres, Pak Prabowo tidak akan menghalangi. Selama yang maju jadi capres itu memenuhi persyaratan sesuai undang-undang,” tegasnya.

Baca juga : Bamsoet Dorong STIN Lahirkan Prajurit Perang Berpikiran Kelas Dunia

Namun, rencana Gerindra untuk kembali memajukan Prabowo sebagai capres, mendapat kritikan dari partai lain. Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan menyarankan, sebaiknya Gerindra berpikir ulang tentang rencananya itu. Meskipun saat ini elektabilitas Prabowo bagus, kata Syarief, trennya bakal menurun menjelang 2024.

Wakil Ketua MPR ini berharap, di Pilpres 2024, tokoh yang akan bertarung adalah figur-figur baru, bukan tokoh lama yang sudah beberapa kali kalah dalam pilpres. Menurutnya, masyarakat menginginkan perubahan.

Mengacu pada riset sejumlah lembaga survei, elektabilitas Prabowo memang masih tertinggi. Namun, dalam survei teranyar, elektabilitas eks Pangkostrad itu cenderung stagnan. Berbeda dengan elektabilitas yang dimiliki Ganjar dan Anies yang cenderung mengalami kenaikan. Bahkan di beberap survei, Ganjar sudah berhasil menggeser Prabowo dari posisi puncak.

Baca juga : Ketua KPK Disarankan Minta Bantuan Kapolri

Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menegaskan, survei tinggi yang didapat Prabowo saat ini tidak bisa dijadikan acuan mutlak. Menurutnya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan Gerindra untuk kembali mendorong Prabowo nyapres.

Menurutnya, sampe saat ini dinamika politik di Indonesia masih sangat cair dan anomali. Sehingga masih sulit diprediksi. Karena itu, Gerindra perlu berpikir 1.000 kali, apakah kembali menjagokan Prabowo, atau mengajukan figur baru.

"Masih sangat cair. Hanya sebagian kecil pemilih loyal dari total pemilih suara. Sebanyak 95 persen itu swing voter, pemilih mengambang. Pemilih loyal paling 5 persen," pungkasnya.

Baca juga : Dorong Solusi Damai Untuk Rusia-Ukraina, Jokowi Rangkul Pemimpin Dunia

Pengamat Politik dari Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan menilai, elektabilitas Prabowo stagnan. Beda dengan Anies dan Ganjar yang terus merangsak naik. "Kalau tren ini berlanjut, bisa-bisa Pak Prabowo kalah. Kalau tetap nyapres, namanya nekat," terang Kacung.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.