Dark/Light Mode

PDIP Nggak Mau Gandeng Demokrat & PKS

Megawati-SBY Tetap Musuhan

Jumat, 24 Juni 2022 07:58 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY saat menyalami Megawati Soekarnoputri. (Foto: Biro Pers Istana)
Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY saat menyalami Megawati Soekarnoputri. (Foto: Biro Pers Istana)

 Sebelumnya 
Apakah penolakan PDIP berkoalisi dengan Demokrat ada hubungannya dengan hubungan Mega-SBY yang selama ini tidak akur? Seperti diketahui, selama hampir 2 dekade ini, Mega-SBY dikenal tidak memiliki hubungan baik. Selama 10 tahun SBY menjabat sebagai Presiden, tidak pernah sekalipun Mega datang ke Istana Negara untuk menghadiri kegiatan kenegaraan, seperti Upacara Bendera di HUT Kemerdekaan.

Sebenarnya, keduanya beberapa kali pernah bertemu dan bersalaman. Pertama, ketika Taufik Kiemas, suami Mega meninggal dunia pada Juni 2013. SBY yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden, memimpin upacara pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata sekaligus menyalami Mega dan menyampaikan ucapan duka.

Baca juga : Pengamat: Jadi Bintang Di HUT PKS, Anies Belum Tentu Dicapreskan

Pertemuan kedua terjadi di Istana Negara tahun 2017. Mega dan SBY yang hadir sebagai tamu undangan dalam upacara peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan sempat menjadi sorotan. Ketika selesai acara keduanya tampak berjabat tangan.

Terakhir, yakni pertemuan saat upacara pemakaman Ani Yudhoyono, istri SBY di TMP Kalibata. Mega bersama Puan hadir ke pemakaman dan mengucapkan duka cita langsung kepada SBY. Setelah itu, keduanya tidak pernah lagi terlihat bertemu di hadapan publik.

Baca juga : Politisi Demokrat Dorong Wali Kota Dan Bupati Dipilih Langsung

Direktur Eksekutif Voxpol Research Center, Pangi Syarwi Chaniago memaklumi, PDIP ogah berkoalisi dengan Demokrat dan PKS. Penolakan terhadap PKS, kata dia, disebabkan oleh ideologi PDIP yang dianggap berbeda. PDIP berideologi nasionalis ekstrim kiri. Sedang PKS ekstrem kanan politik keagamaan. "Jadi rentang jarak ideologisnya sangat jauh. Sulit untuk bertemu," kata Pangi, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.

Namun, kata dia, koalisi PDIP dengan PKS masih mungkin  terjadi di level Pilkada. "Tapi untuk konteks Pilpres, saya lihat masih deadlock, masih kesulitan," ungkapnya.

Baca juga : Peremajaan Sawit Tak Mudah, Tantangan Terberatnya Legalitas Lahan

Soal sulitnya bersatu antara PDIP-Demokrat, Pangi yakin, hal ini tidak lepas dari permusuhan antara Mega-SBY. Peristiwa 2 dekade lalu, kata dia, tampaknya masih berbekas di hati Mega terhadap SBY. "Ini yang membuat PDIP dan Demokrat sulit bergandengan dalam satu koalisi," ungkapnya.

Padahal, lanjut dia, di era Presiden Jokowi, Demokrat coba berupaya untuk masuk dalam koalisi pemerintah. Namun, hasilnya gagal. “PDIP tetap menutup pintu bagi Demokrat hingga sekarang," ungkapnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.