Dark/Light Mode

PDIP Nggak Mau Gandeng Demokrat & PKS

Megawati-SBY Tetap Musuhan

Jumat, 24 Juni 2022 07:58 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY saat menyalami Megawati Soekarnoputri. (Foto: Biro Pers Istana)
Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY saat menyalami Megawati Soekarnoputri. (Foto: Biro Pers Istana)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bakal mencapreskan siapa, PDIP masih bungkam. Bakal koalisi dengan partai mana, PDIP juga masih bungkam. Namun, satu yang pasti, PDIP memilih tak akan bergandengan dengan Demokrat dan PKS di 2024. Diduga, sikap PDIP ini ada kaitannya dengan hubungan antara Megawati dan SBY yang selama hampir 2 dekade ini, tidak berjalan baik. Mega-SBY, tetap bermusuhan.

Adalah Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang menyatakan PDIP tak akan berkoalisi dengan Demokrat dan PKS itu. "Kalau saya pribadi, sebagai Sekjen, memang tidak mudah untuk bekerjasama dengan Partai Demokrat, karena dalam berbagai dinamika politik menunjukkan itu," kata Hasto, di sekolah PDIP, di Lenteng Agung, Jakarta, kemarin.

“Begitu pun dengan PKS, kami tidak akan berkoalisi,” sambung Hasto, kembali memberikan penegasan. Namun, Hasto tak menyebut alasan kenapa tak mau bersama PKS. Apa karena alasan logis, atau ideologis.

Baca juga : Pengamat: Jadi Bintang Di HUT PKS, Anies Belum Tentu Dicapreskan

Di luar Demokrat dan PKS, Hasto menyatakan, PDIP welcome. PDIP memastikan tetap akan menjalin koalisi dengan parpol lain.

Kenapa demikian? "Koalisi harus melihat emotional bonding pemilih PDIP, wong cilik yang tidak suka kamuflase politik, mereka ingin yang bicara dengan bahasa rakyat," tegas Hasto.

Hasto melanjutkan, dalam menjalin kerja sama, partainya selalu mengedepankan etika politik dan melihat faktor historis. Soal historis, kata dia, PDIP memiliki kedekatan sejarah dengan PAN, PKB, PPP, Golkar, dan Gerindra.

Baca juga : Politisi Demokrat Dorong Wali Kota Dan Bupati Dipilih Langsung

Pernyataan Hasto itu pun menuai reaksi dari Demokrat dan PKS. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief menyayangkan sikap Hasto tersebut. Kata dia, sikap Hasto itu tak sesuai dengan bayangannya tentang PDIP yang mempraktekkan toleransi, tidak diskriminatif dan gotong royong, dalam membangun negeri yang demikian besar.

"Jika suatu saat PDIP jatuh terkilir, tentu kita akan tetap mengajak bergabung bersama membangun di lapangan yang luas bernama Indonesia," tulis Andi, dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Bagaimana dengan PKS? Jubir PKS, M Kholid menghargai sikap PDIP yang enggan berkoalisi dengan partainya. Kata dia, soal koalisi memang tak bisa dipaksakan. Karena berkaitan dengan hak prerogatif dan kedaulatan PDIP. Hanya saja, lanjut dia, mestinya Hasto tidak terlalu berlebihan dalam bersikap. "Ada pepatah Jawa yang mengatakan, ngono yo ngono, tapi ojo ngono, janganlah terlalu berlebihan dalam bersikap," pesan Kholid.

Baca juga : Peremajaan Sawit Tak Mudah, Tantangan Terberatnya Legalitas Lahan

Menurut dia, apa yang disampaikan Hasto justru menunjukkan polarisasi. Padahal, ia berharap semua parpol menunjukkan politik kebangsaan yang damai, yang sejuk, dan semangat kolaborasi. "Orang Jawa selalu mengatakan adigang adigung adiguno, ketika kita memiliki kekuasaan, gunakanlah kekuasaan itu dengan bijaksana," pesannya lagi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.