Dark/Light Mode

Gerindra PKB Makin Serius Kawin, PKS Merapat Ke NasDem-Demokrat

Pilpres 2024 Lebih Dari Dua Pasang

Sabtu, 2 Juli 2022 07:05 WIB
Pertemuan Gerindra dan PKB. (Foto: Ist)
Pertemuan Gerindra dan PKB. (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
Selain dari KIB dan Gerindra-PKB, paslon capres diprediksi akan muncul dari PDIP. Meskipun saat ini masih sendiri, tapi secara perolehan kursi legislatif di DPR, PDIP sudah memegang boarding pass pencapresan.

Lalu apa kabarnya PKS? Apakah PKS akan gabung dengan poros yang ada, atau memilih membentuk poros baru bersama NasDem dan Demokrat? Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid mengatakan, partainya belum memutuskan untuk berkoalisi dengan partai mana pun. Pihaknya menghormati keputusan PKB yang memilih berlabuh ke Gerindra.

"Bagi PKS, Gerindra dan PKB adalah sahabat. Dan kami menghormati keputusan koalisi tersebut," kata Kholid kemarin.

Baca juga : Di Rakernas, Surya Paloh Bebaskan Kader NasDem Pilih Capres Di 2024

Namun, Kholid tidak menampik, bila saat ini partainya lagi intens membangun kedekatan dengan NasDem dan Demokrat. Bila penjajakan itu akhirnya menghasilkan koalisi, maka NasDem, Demokrat dan PKS juga berhak untuk meraih 1 tiket pencapresan.  "Yang saat ini intensif kami jalin adalah NasDem dan Demokrat," akunya.

Mungkinkah Pilpres 2024 diikuti lebih dari 2 paslon? Peneliti ahli utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro menilai, hal itu sangat mungkin terjadi. Melihat dari peta koalisi yang ada, dia memprediksi Pilpres 2024 akan berbeda dengan 2019. Jumlah paslonnya bisa lebih dari dua.

"Pemilu 2024 bisa jadi memunculkan 4 paslon. Semakin banyak paslon akan semakin baik, karena bisa mengurangi ketegangan," kata sosok yang karib disapa Wiwiek ini, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Gerindra Metro Lampung Yakin Menangkan Prabowo Di Pilpres 2024

Menurutnya, banyaknya paslon senafas dengan realitas masyarakat Indonesia yang majemuk dan menerapkan sistem multi-partai. "Sekurang-kurangnya aspirasi masyarakat bisa terwakili dan kompetisi relatif berjalan lebih sehat, karena pilihan masyarakat lebih banyak, tidak dipaksakan hanya 2 paslon," sambungnya.

Akan tetapi, peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro mengaku belum bisa menyimpulkan koalisi yang mulai dibangun belakangan ini. Apakah permanen atau malah bubar di tengah jalan.

"Poros koalisi atau kedekatan saat ini ditunjukkan oleh partai-partai masih sangat prematur sekali untuk dikatakan kokoh tidak berubah," kata Bawono, saat dikonfirmasi, kemarin.

Baca juga : Surya Paloh Puji Erick Thohir, Pengamat: Pesan Politik Untuk Pilpres 2024

Semua, kata dia, masih sangat mungkin berubah. Mengikuti dinamika elektoral dari para bakal calon presiden dan juga tentu saja kelancaran dari komunikasi politik antarelite.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.