Dark/Light Mode

Ingin Pilpres 2-3 Pasang

Banteng Ternyata Butuh Teman

Senin, 1 Agustus 2022 07:46 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Foto: Dok. PDIP)
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Foto: Dok. PDIP)

 Sebelumnya 
Menurut Kamhar, Hasto paham hal ini, sehingga PDIP butuh teman. "Jika kemudian masih ada keinginan untuk menghadirkan dua paslon saja demi melayani kepentingan pragmatisme politik untuk berkuasa, tentunya sangat disayangkan dan patut dipertanyakan komitmen kebangsaannya," cetus Kamhar.

Kamhar meminta elit parpol saling menghormati independensi parpol yang tengah berikhtiar membangun komunikasi politik dan koalisi agar Pilpres 2024 lebih demokratis dan berkualitas. Tak elok jika mengatur-ngatur partai lain berkoalisi atau tidak, atau menilai partai lain terlalu cepat bermanuver menuju Pemilu 2024.

"PDIP bisa mengusung sendiri sementara partai lain mesti membangun koalisi. Jadi, skala prioritasnya saat ini berbeda, partai-partai lain mesti bergerak lebih awal untuk memastikan memperoleh tiket," tegasnya.

Baca juga : Lawan Bali United, Robert Minta Dukungan Total Bobotoh

Ketua DPP PKB Daniel Johan menilai, secara undang-undang, calon tunggal memang tidak memungkinkan. Itulah sebabnya PDIP butuh teman. Bahkan, sesuai persyaratan yang ada, setidaknya ada empat paslon yang bisa berkontestasi.

"Saya rasa itu hal yang baik sehingga rakyat mempunyai pilihan. Dan partai manapun untuk mewujudkan pemerintahan yang stabil tentu butuh kawan koalisi, dan kita yakini PDIP pun nanti akan membentuk poros koalisi," kata Daniel.

Ketua PP PKS Mardani Ali Sera sepakat dengan pernyataan Hasto. Mengingat, lebih dari dua paslon akan baik untuk demokrasi. "Monggo saja jika PDIP ingin bergabung dengan partai lain. Kenapa berubah? Monggo tanyakan ke Mas Hasto. Tapi kebijakan dan suara yang berubah-ubah tidak baik bagi persepsi publik," ujarnya.

Baca juga : Airin Dipuji Mantan Anak Buah

Kenapa Hasto berubah haluan? Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menganggap wajar karena ada tokoh potensial selain Puan Maharani. Sehingga sulit bagi PDIP mewujudkan koalisi tunggal. Meski PDIP potensial utamakan Puan karena catatan politiknya yang saat ini sedang baik.

Tiga poros untuk saat ini cukup rasional jika dilihat pembagian presidential threshold. Pertama, koalisi PDIP memungkinkan menarik KIB, atau partai anggota KIB utamanya Golkar dan PPP. Ini bisa mengusung Puan Maharani-Airlangga Hartarto.

Kedua, koalisi Gerindra-PKB. Poros ini masih terbuka ada mitra baru, salah satunya PAN. Tokoh yang diusung bisa Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar. Ketiga, Demokrat, Nasdem dan PKS, dengan konsekuensi tokoh terusung Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono.

Baca juga : Barca Segera Depak Depay

"Tiga poros ini potensial mengemuka. Jika terjadi, maka ketiganya seimbang. Puan dengan kekuatan mesin politik PDIP. Lalu Prabowo juga terbukti masih cukup kuat. Dan Anies sejauh ini semakin mengemuka," pungkas Dedi.â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.