Dark/Light Mode

Koalisi Parpol Belum Permanen, Capres-Cawapres Masih Dinamis

Senin, 15 Agustus 2022 16:57 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)/Ist
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Beberapa partai sudah menjalin koalisi seperti Golkar, PPP dan PAN dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), serta Gerindra-PKB yang sudah menandatangani piagam deklarasi kerja sama. Tetapi, sejauh belum ada calon presiden (capres) permanen, koalisi pun masih bisa berubah.

“Koalisi tidak bisa katakan permanen, karena politik itu the art of possibility, politik kemungkinan, perubahan sampai detik terakhir. Kalau titik temu ideologi, historis, program dan kepentingan poling belum ketemu garis normal antara beberapa kepentingan, masih bisa dikatakan koalisi rapuh,” kata pengamat politik dan kebijakan Danis TS Wahidin di Jakarta, Senin (15/8).

Namun, keberadaan koalisi politik sangat penting dalam iklim demokrasi. 

“Koalisi partai politik adalah hal yang harus dilakukan untuk membangun kebersamaan politik,” kata Danis. 

Umumnya, model koalisi yang dibangun bernapas nasionalis-religius. Dengan adanya berbagai koalisi ini, dapat dipastikan akan ada 3-4 calon dalam pemilu mendatang. Yakni calon-calon baru, segar, memiliki visi misi, bukti bahwa kaderisasi, semangat kebangsaan tidak mengalami stagnasi, dan demokrasi berjalan secara dinamis. 

Baca juga : Ini 5 Fakta Soal Virus Langya, Terpenting Belum Ada Bukti Penularan Antar Manusia

Tiap koalisi nantinya akan mengajukan siapa Capres dan Cawapres serta visi misi mereka.

Jika Gerindra bersama PKB memunculkan nama Prabowo Subianto kembali pada 2024, berbeda dengan KIB yang lebih mengedepankan pembentukan visi-misi dan program kerja.

"Dalam visi misi itu ditekankan pentingnya politik persatuan, karena ini kita menghindari politik identitas. Kami sengaja me-launching program ke depan, yaitu salah satunya program akselerasi transformasi ekonomi nasional atau disebut PATEN, jadi KIB PATEN," tegas Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Tergantung Capres-Cawapres

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengungkapkan, koalisi partai yang telah terbentuk akan terus dinamis, sejauh belum ada calon presiden (capres) yang terdaftar secara resmi di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Artinya, koalisi partai bisa saja berubah.

Baca juga : Lawan Persib, Carlos Fortes Masih Absen

"Sepanjang belum ada tokoh yang terdaftar di KPU sebagai peserta Pilpres 2024, maka sepanjang itu juga dinamika koalisi masih belum stabil," ungkapnya.

Menurut Dedi, KIB menjadi koalisi partai yang paling berisiko mengalami perpecahan. Penilaian itu didasarkan pada belum adanya tokoh potensial dari internal.

"KIB menjadi koalisi yang paling rentan terpecah. Ini kaitannya dengan belum adanya tokoh potensial terusung. Berbeda dengan PDIP yang telah menyiapkan Puan Maharani, atau Gerindra dengan Prabowo," katanya.

Dedi menambahkan, konstelasi Pemilu 2024 masih belum dipastikan hingga partai atau koalisi mendeklarasikan calon untuk berlaga di Pilpres 2024. 

“Untuk itu, 2024 konstelasinya belum pasti, setidaknya sampai 2023 saat partai mendeklarasikan tokoh-tokoh potensialnya," jelasnya.

Baca juga : Jokowi Bisa Maju 3 Periode, Tapi Jadi Wapres Di 2024

Menurutnya, kedinamisan itu juga bisa dilihat dari beberapa partai yang belum mendeklarasikan calon, seperti PDIP dan Gerindra. 

“Saat ini sekalipun, termasuk PDIP dan Gerindra, sama-sama belum deklarasikan tokoh capres," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.