Dark/Light Mode

Banyak Yang Nyodorin Calon Menteri

Jokowi: Saya Tak Terbebani

Senin, 29 Juli 2019 07:35 WIB
Jokowi beserta Jan Ethes dan Gibran makan siang di Ayam Goreng Mbah Karto, di Sukoharjo, akhir pekan kemarin. (Foto: Twitter@jokowi).
Jokowi beserta Jan Ethes dan Gibran makan siang di Ayam Goreng Mbah Karto, di Sukoharjo, akhir pekan kemarin. (Foto: Twitter@jokowi).

 Sebelumnya 
Saat Itu, Jokowi juga bicara soal adanya menteri yang akan dipertahankan. Hanya saja, lagi-lagi Jokowi tidak merinci.

Yang pasti, Jokowi mengungkapkan penyusunan kabinet itu berdasarkan banyak pertimbangan. Seperti rekam jejak dan bebas persoalan hukum. “Semua hal mesti kami per timbangkan,” kata Jokowi.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, melihat wajar Jokowi memilih menteri muda. Namun, dia berharap yang jadi ukuran bukan cuma soal umur. Tapi juga kapasitas, kapabilitas, kualitas, dan intelektualnya.

Baca juga : Soal Menteri, Ahok Nyadar Sudah Tamat

Sosok tersebut harus mampu memimpin birokrasi agar bisa menjalankan program pemerin tah secara efektif. “Tantangan terakhir itu yang tak mudah. Jokowi harus cermat. Jangan sampai keliru memilih,” kata Hendri, saat dikontak, tadi malam.

Hendri mengakui, banyak anak muda yang sudah jadi pengusaha sukses. Sebut saja Bos Gojek, Nadiem Makarim, atau pengusaha televisi, Wishnutama Kusubandio. Mereka berhasil membangun perusahaan dengan timnya sendiri.

Namun, belum ada jaminan mereka akan sukses saat memimpin kementerian. “Kalau kementerian, kan timnya sudah ada. Ini tantangannya. Bisa enggak mereka?

Baca juga : Hanya Erick Yang Gak Ngiler Kursi Menteri

Ada birokrasi yang harus dipimpin pada saat mereka menjadi men teri,” ujar pendiri lembaga survei Kedai Kopi ini. Hendri memprediksi, tidak akan lebih dari dua sosok menteri muda yang nanti bisa masuk dalam kabinet.

Hendri mengusulkan, alangkah lebih baik jika ide Jokowi ini kemudian diterapkan dalam sebuah full talent. Orang-orang yang berada pada level kementerian tapi tak perlu memimpin birokrasi tapi diberi kebebasan untuk melaksanakan ide kreatif yang tujuannya untuk pembangunan di Indonesia.

“Sebab, kalau dipaksakan nanti memimpin kementerian, saya khawatirnya, belum apa-apa akan di-reshufle karena birokrasi menolaknya,” ucapnya.

Baca juga : Tak Pikirkan Posisi Menteri, Erick Thohir: Masih Banyak yang Berjasa dan Berkeringat

Hendri menekankan pula, pemimpin itu tak bisa “dikarbit”. Harus ada proses yang dibebankan padanya sehingga dia bisa mengikuti proses itu. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.