Dark/Light Mode

Elektabilitas Partai

Nasib Banteng Tergantung Jokowi

Jumat, 11 Agustus 2023 08:46 WIB
Presiden Jokowi dan Wapres KH Maruf Amin menghadiri HUT ke-50 PDIP, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, 10 Januari 2023. (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)
Presiden Jokowi dan Wapres KH Maruf Amin menghadiri HUT ke-50 PDIP, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, 10 Januari 2023. (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nasib PDIP terlihat begitu tergantung pada Presiden Jokowi. Kehadiran Jokowi mampu mendongkrak elektabilitas partai berlambang banteng itu. Apalagi saat kepuasan publik pada Jokowi tinggi, PDIP pun semakin kuat. 

Hal itu dapat dilihat dari hasil survei terbaru Saiful Mujani Research Center (SMRC). Pendiri SMRC Saiful Mujani menyampaikan, elektabilitas PDIP sempat mengalami penurunan menjadi sekitar 14 persen setelah Pemilu 2009. Namun, saat Jokowi terpilih menjadi Presiden di 2014, elektabilitasnya mengalami penguatan secara konsisten seiring penilaian publik yang positif terhadap kinerja mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

"Tidak diketahui secara persis apakah Jokowi yang menyebabkan PDI Perjuangan menguat atau Jokowi menguat karena PDI Perjuangan. Namun yang pasti, keduanya berasosiasi," kata Saiful, dalam keterangannya, kemarin.

Menurut Saiful, tingkat kepuasan publik pada kinerja Jokowi terus positif dan sangat tinggi, rata-rata di atas 70 persen. Bersamaan dengan itu, elektabilitas PDIP mengalami penguatan, bahkan mencapai 28 persen di Juli 2023.

Saiful belum bisa memprediksi bagaimana fluktuasi elektabilitas PDIP di 2024. Namun, setidaknya sekarang elektabilitas PDIP sangat kuat dan cukup jauh bedanya dengan partai lain.

Baca juga : Survei SPIN: Elektabilitas Prabowo Terus Meroket

"Salah satu penjelasannya, mungkin karena berhubungan dengan penilaian positif terhadap kinerja Presiden dan terhadap kinerja Pemerintah," ujarnya.

Dia menjelaskan, secara teoritis, masyarakat selalu mengaitkan kinerja Pemerintah dengan ekonomi. Kalau kondisi ekonomi positif, kinerja pemerintah akan dinilai positif juga.

Saat ini, PDIP berada di posisi paling atas hirarki pendukung Jokowi. "Karena itu, kemungkinan besar mereka yang paling banyak mendapatkan keuntungan elektoral," jelas Saiful.

Survei SMRC ini dilakukan pada 16-23 Juli. Jumlah respondennya sebanyak 1.220 yang dipilih secara random. Responden yang dapat diwawancarai tatap muka secara valid sebesar 1.041 atau 86 persen. Margin of error survei plus minus 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

PDIP jelas senang dengan penguatan elektabilitas ini. Namun, banteng membantah anggapan bahwa kenaikan elektabilitas itu hanya didongkrak dari kinerja positif Jokowi. PDIP menyebut, banyak faktor lain yang ikut membantu.

Baca juga : SPIN: Elektabilitas Kokoh Di Puncak, Prabowo Kerek Kepuasan Pemerintahan Jokowi

"Sukses dan gagal dalam teori itu tidak pernah disebabkan satu faktor. Itu sebabnya ada faktor internal dan eksternal yang sifatnya jangka pendek dan panjang," ujar politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno, saat dikonfirmasi, tadi malam.

Dia mengakui, kinerja Jokowi menjadi satu faktor pendongkrak elektabilitas PDIP. Namun, di sisi lain, ada upaya konsolidasi seluruh jajaran partai. Baik yang ada di pemerintahan pusat maupun daerah yang tidak bisa dikesampingkan.

"Kita berterima kasih kepada Pak Jokowi yang sudah bekerja dengan baik. Dan perlu diingat bahwa semua kader juga sudah bekerja dengan keras. Jadi, tidak bisa dianggap single factor, nanti kader lain merasa tidak dihargai," tandasnya.

Politisi PDIP Andreas Hugo Pareira memberikan penjelasan tambahan. Kata dia, elektabilitas partai bisa ditentukan tiga pilar. Pertama, kader struktural dari PAC, DPC, DPD, sampai DPP. Kedua, kader legislatif dari DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi sampai DPR. Terakhir, kader eksekutif partai, dari Bupati/Wali Kota, Gubernur, sampai Presiden.

"Tiga pilar partai ini kerja gotong royong untuk kepentingan rakyat. Kalau elektabilitas partai naik, tentu karena rakyat mengapresiasi terhadap kerja gotong royong yang ada di ketiga mesin pilar partai ini," ulasnya, saat dihubungi Rakyat Merdeka, semalam.

Baca juga : Elektabilitas Partai Rendah, Akar Rumput Beringin Gelisah

Sementara itu, Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro menilai, ada hubungan yang tidak terpisahkan antara tingkat kepuasan atas kinerja Jokowi dengan elektabilitas PDIP. Terlebih lagi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kerap menyebut Jokowi sebagai kader Banteng. "Sedikit banyak ada hubungannya," ujar Agung, semalam.

Namun, Agung berpandangan, saat ini sosok Jokowi bukan lagi sebatas kader PDIP. Sebab, Jokowi sudah menjelma menjadi tokoh bangsa yang akan selalu dinilai secara objektif oleh masyarakat berdasarkan hasil kinerjanya. 

Artinya, kata Agung, elektabilitas PDIP ke depan bukan hanya tergantung dari kinerja Jokowi, tapi lebih kepada bagaimana performa partai menghadapi Pileg dan Pilpres 2024.

"Bila tak mampu memformulasikan tantangan politik ke depan, arahan untuk hattrick atau menang Pileg dan Pilpres sekaligus hanya sebatas wacana," tandasnya.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Jumat (11/8), dengan judul “Elektabilitas Partai, Nasib Banteng Tergantung Jokowi”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.