Dark/Light Mode

Ketum PKN Anas Urbaningrum: Capres Harus Adu Gagasan Bukan Istilah

Jumat, 25 Agustus 2023 10:30 WIB
Anas Urbaningrum. (Dok. PKN)
Anas Urbaningrum. (Dok. PKN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum mengatakan, bahwa sejauh ini partainya belum menentukan sikapnya untuk berkoalisi.

"Yang pasti PKN sampai sekarang belum menentukan pilihan politik untuk mendukung siapa," kata Anas Urbaningrum usai lakukan blusukan membagikan sekira 2 ribu paket sembako kepada sejumlah warga di RT 05/RW 09, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (24/8). 

Ia menuturkan, jika koalisi untuk Pilpres 2024 yang terbentuk saat ini, masih sangat dinamis dan berubah.

"Orang ini kan koalisinya masih belum terbentuk kan, masih ya relative late lah, relatif cair," ujarnya.

Lalu, Anas menjelaskan, PKN akan menentukan sikap politiknya apabila, koalisi yang terbentuk resmi terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

"Biarkan kami partai yang paling muda itu menunggu koalisinya paten dulu, kemudian jodoh politiknya siapa ya kan," tuturnya.

Baca juga : Intelektual Muda Minta Usia Minimal Capres-Cawapres 30 Tahun

Ia pun menjawab pertanyaan awak media, terkait apakah partainya berpeluang  mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.

Anas mengatakan, hingga saat ini yang diperlukan adalah bagaimana agar Indonesia mengalami kemajuan setiap tahapan.

Kemudian, menurutnya kemajuan Indonesia bukan terletak pada istilah perubahan ataupun berkelanjutan. 

"Yang penting bukan adu istilah, tetapi adu jalan pikiran yang benar agar tiap tahap itu naik pangkat," tegasnya.

Dengan demikian, lanjutnya jika PKN akan berkoalisi dengan partai politik (parpol) manapun bukan karena soal adanya jargon-jargon tertentu. 

"Jadi PKN itu ketika nanti menentukan pilihan, tidak terfokus pada jargon-jargon," ujarnya.

Baca juga : NasDem Belum Buka Hati Ke AHY

Selain itu, Anas juga menjelaskan, bahwa PKN akan mempelajari perubahan maupun keberlanjutan yang dimaksud.

"Jargonnya perubahan atau misalnya melanjutkan. Kami akan pelajari detailnya seperti apa. Kalau perubahan apa yang mau dirubah, kalau melanjutkan apanya yang dilanjutkan," jelasnya.

Sebab, Anas menganggap mengenai nama koalisi bukan sebuah hal yang substansial untuk diperdebatkan.

"Jadi kami tidak mau emosional, tertarik untuk masuk pada perdebatan-perdebatan terminologis dan jargonistik. Itu tidak substantif menurut saya," pungkasnya. 

Diketahui, saat ini peta koalisi Pilpres 2024 sudah terbagi pada tiga poros, yakni poros PDI Perjuangan (PDIP), bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, dan Perindo.

Keempat partai politik (parpol) ini mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres).

Baca juga : Duet Prabowo-Gibran Dibunyikan Di Golkar

Poros kedua, yaitu Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang mendukung Prabowo Subianto sebagai capres.

KKIR diisi Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Golkar, dan Partai Bulan Bintang (PBB). Terkahir, poros ketiga adalah Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mendukung Anies Baswedan.

KPP dibentuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS), NasDem, dan Demokrat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.