Dark/Light Mode

Mata Oneng Sontak Berkaca-kaca Saat Cerita Gus Dur Minta Dirinya Jumpai Megawati

Rabu, 17 Januari 2024 22:54 WIB
Mata Oneng Sontak Berkaca-kaca Saat Cerita Gus Dur Minta Dirinya Jumpai Megawati

RM.id  Rakyat Merdeka - Karir politik Rieke Diah Pitaloka tidak terlepas dari campur tangan presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Termasuk keputusannya berlabuh ke PDI Perjuangan.

Sosok yang karib disapa Oneng ini cerita, ia pernah menyampaikan keinginannya untuk undur diri dari  kancah politik ke Gus Dur karena konflik berkepanjangan di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang terjadi saat itu.

Seperti diketahui, sebelum ke PDIP, pemeran Bajaj Bajuri ini adalah politisi PKB. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris, di bawah Muhaimin Iskandar yang saat itu mengemban posisi Sekretaris Jendral (Sekjen).

"Waktu itu Gus Dur sakit, Gus Dur bilang kamu jangan berhenti ya di politik," kata Oneng dengan suara bergetar mengenang pesan Gus Dur saat berbincang dengan Yusuf Wuisan, host program Podlitics, di kanal YouTube Rakyat Merdeka TV.

Baginya, Gus Dur adalah guru pertamanya di politik. Kyai NU itu banyak mengajarkan politik kemanusiaan. Yakni politik yang berbasis empati dan keadilan dalam setiap pengambilan keputusan politik.

Baca juga : DPR Minta Pemerintah Ambil Tindakan Tegas

"Nah Gus Dur sakit, saya diminta jangan berhenti di politik. Gus Dur bilang kamu cari Megawati, kamu ke PDI Perjuangan gitu," ingatnya menirukan ucapan Gus Dur.

Saat itu, Oneng mengaku belum mengerti kenapa harus menemui Megawati. Hingga suatu ketika, mendiang suami Mega yakni Taufik Kiemas membukakan pintu untuknya berdiskusi dan bertemu dengan Ibu Banteng.

Salah satu hal yang paling sering didiskusikan dengan mantan Ketua MPR itu adalah tentang pluralisme, yang menurutnya adalah keputusan politik yang harus diperjuangkan.

"Karena keberagaman itu kalau dalam Islam, Al-Hujarat (ayat) 13 itu memang kita diciptakan enggak sejenis, macam-macam ya. Heterogen gitu, dan itu adalah kodrati manusia," tandasnya. 

Pluralisme yang dipandang sebagai sesuatu yang alami, menurutnya harus dijaga. Sehingga segala upaya yang mencoba menyeragamkan keberagaman itu harus dilawan.

Baca juga : Stok Berlimpah, Harga Beras Turun Di Jakarta

"Ya mau dihilangkan terus kita diam aja. Jangan harap kamu memperjuangkan kesejahteraan rakyat yang lain," ingatnya.

Saat itu, ia dan PDIP merasa ada kesamaan pandang terkait pluralisme yang harus diperjuangkan. Hingga ia pun kemudian memutuskan bergabung ke PDIP dan maju sebagai calon anggota legislatif.

"Jadi masuk, lalu ketemu dengan Ibu Megawati, saya bertemu dengan Ibu Megawati lalu banyak diskusi segala macam dan saya kemudian memutuskan untuk masuk DPR," tutur Oneng.

"Waktu di PKB saya juga running di pileg ya, tapi itu belum serius lah," lanjutnya.

Hal lain yang memantapkan hatinya berjuang di jalur politik adalah ketika ia berada di titik terendah saat ibunya sakit. 

Baca juga : Capres 03 Ganjar Pranowo Serba Sat Set, Dari Atas Sampai Bawah

Saat itu, Oneng masih di bangku kuliah dan tidak punya uang untuk mengobatinya. Sementara pemerintah belum punya sistem jaminan sosial untuk kesehatan sebagaimana saat ini.

"Akhirnya Ibu saya meninggal di usia 53 tahun," ucap Rieke. Spontan ia tercekat dan matanya berkaca-kaca.

Ia mengaku tidak ingin kenangan pahitnya itu kembali terulang dan dirasakan oleh rakyat Indonesia yang lain. "Oke saya akan memperjuangkan tentang sistem jaminan sosial nasional yang ternyata juga diperjuangkan oleh Ibu Megawati ketika menjadi presiden kelima," imbuhnya.

Simak cerita menarik Oneng selengkapnya di program Podlitics yang tayang di Rakyat Merdeka TV, klik di sini!

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.