Dark/Light Mode

Kebakaran Smelter Kembali Terjadi

DPR Minta Pemerintah Ambil Tindakan Tegas

Jumat, 5 Januari 2024 07:20 WIB
Anggota Komisi VII DPR Mulyanto. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Komisi VII DPR Mulyanto. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan bereaksi keras menyikapi terulangnya kembali peristiwa kebakaran pada smelter perusahaan milik China di Morowali, Sulawesi Tengah. Pemerintah diminta tidak perlu sungkan, apalagi lemah dalam mengambil tindakan terhadap smelter-smelter tersebut.

Sebagaimana diketahui, kebakaran smelter kembali dialami oleh perusahaan asal China, PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Kamis (28/12/2023). Untungnya, peristiwa kebakaran smelter ini tidak sampai memakan korban.

Namun bagi PT GNI, kebakaran smelter merupakan peristiwa kecelakaan kerja yang kedua dalam kurun waktu setahun ini. Pada 22 Desember 2022, smelter milik PT GNI meledak dan me­nyebabkan dua pekerjanya tewas.

Baca juga : Zulhas Ngaku Pemerintah Sukses Kendalikan Harga

Sebelumnya, kebakaran dan ledakan hebat juga menim­pa smelter milik investor asal China, PT Indonesia Tsinghan Stainless Steel (ITSS) pada Minggu (24/12/2023). Peristiwa ini menyebabkan 21 pekerja meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.

Anggota Komisi VII DPR Mulyanto menyesalkan terjadinya kembali kebakaran smelter milik PT GNI yang kejadiannya tidak berselang lama dengan peristiwa ledakan hebat smelter milik PT ITSS. Adapun bagi PT GNI, kebakaran smelter ini adalah peristiwa kedua kalinya dalam setahun belakangan ini.

“Peristiwa kebakaran ini, tepat satu tahun ledakan smelter PT GNI ini yang telah menewaskan 2 orang pekerja dan sekarang terjadi lagi. Ini membuktikan bahwa manajemen PT GNI tidak mampu menjalankan operasional pabrik sesuai ketentuan,” sesal Mulyanto, Kamis (4/1/2024).

Baca juga : Sedih, Tak Ada Pesta Tahun Baru Di Gaza

Dia bilang, kejadian ini menunjukkan bahwa PT GNI tidak mampu meningkatkan standar keamanan dan kesela­matan kerja.

“Kecelakaan smelter milik perusahaan Cina ini relatif sering terjadi, sehingga Pemerintah perlu melakukan audit mendalam terha­dap operasi smelter ini,” tegasnya.

Bahkan jika perlu, lanjut dia, Pemerintah dapat menghentikan sementara operasi smelter milik perusahaan China yang ada di Sulawesi Tengah, sampai benar-benar diyakini andal dan aman bagi para pekerja.

Baca juga : Kemenkeu Terapkan Prinsip ESG Pembiayaan Infrastruktur

Pemerintah tidak perlu sungkan apalagi lemah dalam mengambil tindakan terhadap smelter-smelter tersebut.

“Ini sudah genting dan darurat untuk segera diaudit total. Jang­an sampai smelter ini menjadi mesin pembunuh pekerja kita,” tegas Mulyanto.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.