Dark/Light Mode

Baru Ada Anies, Ganjar, dan Ridwan Kamil

Capres Alternatif Jangan Mentok di Kepala Daerah

Jumat, 19 Juni 2020 06:34 WIB
Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo. (Foto: Istimewa)
Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilu 2024 masih jauh. Namun, beberapa capres alternatif sudah mulai bermunculan. Di antara nama itu ada kepala daerah mulai dari Anies Baswedan, Ganjar Pranowo hingga Ridwan Kamil.

Pengamat politik berharap keran capres dibuka lebih deras lagi. Agar masyarakat banyak pilihan. Founder Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio mengamini capres alternatif jangan hanya berhenti di tiga kepala daerah itu. Menurutnya, masih banyak tokoh yang bisa diorbitkan di Pemilu 2024. 

“Kita harus sama-sama mencari tokoh yang potensial. Jangan berhenti di Anies Baswedan, Ganjar Prabowo, Ridwan Kamil, terbuka saja dengan tokoh-tokoh baru,” ujar Hendri di acara webinar bertajuk: “Mencari Tokoh Alternatif Indonesia” di Jakarta, kemarin. 

Baca juga : Anies, Ganjar dan Emil Tenggelamkan Prabowo

Menurutnya, elektabilitas seorang kepala daerah di bursa pilpres tidak selamanya di atas. Seorang kepala daerah memiliki batas waktu menjabat. Panggungnya semata ketika memimpin sebuah daerah. Ketika tidak menjabat, sulit mendapatkan panggung. “Banyak kepala daerah akan menghadapi dilema yang sama,” katanya. 

Rinciannya, Anies tercatat memimpin DKI Jakarta hingga tahun 2022, Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat dan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah akan habis masa jabatannya di tahun 2023. Artinya, karena mekanisme pilkada serentak, maka banyak kepala daerah akan habis di 2022-2023. 

“Masa dua tahun kosong bagi Anies seperti itu. Apakah mampu menjaga momentum politiknya sampai 2024 karena sudah tidak menjabat gubernur,” ucapnya. 

Baca juga : Elite DPR Pengen Demokrasi Naik Kelas, Tolak Perpecahan

Selama ini, jabatan kepala daerah sangat membantu mendongkrak elektabilitas dan popularitas seorang tokoh. Tanpa jabatan itu diyakini akan sulit mendapat perhatian masyarakat dan media. Menurutnya, yang bisa menjaga panggung politik sampai 2024 justru malah bisa saja hadir dari latar belakang lain. Misalnya, ketum parpol, para menteri, wapres, selebriti bahkan pengusaha. 

Namun, dia menyayangkan jika bursa capres nanti tetap menempatkan Prabowo Subianto yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan. Menurutnya, saatnya bagi Prabowo berhenti. Membuktikan dirinya seorang negarawan sejati. 

“Prabowo kan sekarang Menhan, ya dia cari lah tokoh yang potensial. Jangan melulu dia lagian kan sudah tiga kali, jangan seolah-olah tidak ada tokoh yang pantas menjadi presiden selain dia.B iarkan terbuka saja, supaya masyarakat punya banyak pilihan. Banyak tokoh potensial yang bisa jadi pemimpin bangsa ke depan,” jelas Hendri. 

Baca juga : Anies, Ganjar dan Emil Dapat Durian Runtuh

Hal senada disampaikan Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA) Said Salahuddin. Menurutnya, Pemilu 2024 adalah momentum bagi siapa pun untuk unjuk gigi di dunia politik. Pasalnya, tidak ada lagi pertahana. 

Situasi ini, sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh partai politik. Suka tidak suka, jika pileg dan pilpres kembali dilakukan serentak maka capres yang paling menarik simpati publik akan mengangkat nama parpol itu juga. Jadi, jika ingin partainya menang di Pemilu 2024, sedari sekarang harus sudah memoles siapa yang akan dimajukan di Pilpres 2024

“Saat ini harus segera mengenalkan capres alternatif. Bagus kalau Presidential Threshold nol persen. Calon alternatif pasti menjamur,” ujar Said. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.