Dark/Light Mode

Ricuh Partai Berkarya Karena Pro Pemerintah Vs Oposisi?

Selasa, 14 Juli 2020 06:43 WIB
Kader Partai Berkarya membentangkan bendera partai mereka (Foto: Istimewa)
Kader Partai Berkarya membentangkan bendera partai mereka (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kisruh internal Partai Berkarya semakin panas. Akibatnya, partai terbelah dua yaitu kubu Tommy Soeharto dan kubu Muchdi Pr. Apa penyebab munculnya konflik tersebut?

Ada rumor, konflik tersebut terkait dukungan pasca Pilpres 2019. Di mana Tommy Soeharto sebelumnya bersama PKS siap menjadi oposisi, sementara Muchdi mendukung pemerintah. 

Menanggapi itu, Sekjen Partai Berkarya kubu Muchdi Pr, yaitu Badaruddin Andi Picunang membantah ricuh internal karena beda pandangan terhadap pemerintah. Baginya, ini murni permasalahan internal. “Masalah kami ini jujur masalah internal, masalah organisasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya,” ujar Badaruddin kepada Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Baca juga : DPR Kecewa Banyak Program Bantuan Ke Petani Terhambat Karena Birokrasi

Meski begitu, Badaruddin mengamini partainya saat ini dalam posisi mendukung pemerintah. Hal itu tertuang melalui keputusan Munaslub Partai Berkarya yang digelar di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (11/7). Munaslub memutuskan Muchdi Pr sebagai Ketum dan Badaruddin sebagai Sekjen Berkarya, sekaligus Ketua Tim Formatur yang akan menyusun kepengurusan DPP. 

“Kita tidak menempatkan diri sebagai oposisi. Kita siapa, nggak ada kekuatan di Senayan juga kan. Hasil Munaslub memutuskan kita mitra straegis maupun kritis terhadap pemerintah,” katanya. 

Seperti diketahui, Muchdi Pr adalah salah satu pendukung Jokowi. Bahkan, sejak Pilpres 2014. Menurutnya, dukungan Muchdi kepada Jokowi saat itu tidak mengatasnamakan Partai Berkarya. “Sekarang ini karena selesai pemilu kenapa kita tidak mendukung atau tidak mengakui pemerintahan yang sah. Tidak perlu juga mencari-cari kesalahan dia,” ungkapnya. 

Baca juga : Gus Jazil: Perhatian Pemerintah Masih Minim

Badaruddin menegaskan, Partai Berkarya tidak pecah. Baginya, keputusan Munaslub adalah mutlak. Sekalipun nanti kubu Tommy Soeharto mengklaim Partai Berkarya, kubu Muchdi Pr siap menempuh jalur hukum. “Tidak ada perpecahan, kubukubuan, mungkin orang luar melihat dan memberi masukan kepada Pak Tommy bahwa presidium sebagai makar atau ilegal,” tutupnya. 

Sikap ini berbeda dengan apa yang disampaikan Ketum Partai Berkarya Tommy Soeharto. Bahkan, putra Presiden Soeharto itu sempat menegaskan partainya bersama PKS siap tampil sebagai oposisi. Sikap itu disampaikan saat Partai Berkarya melakukan kunjungan ke markas DPP PKS di Jakarta, Selasa (19/11/2019). 

Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso kala itu menyebut tidak akan meninggalkan PKS. “Kami tidak ingin membiarkan PKS sendirian dalam situasi perpolitikan yang ada sekarang. “Kita tidak boleh membiarkan demokrasi kita ambruk hanya karena banyak orang berduyunduyun menuju kekuasaan,” ujar Priyo.

Baca juga : DPD Dorong Pemerintah Fokus Atasi Pandemi dan Krisis Ekonomi

Saat ini, nyaris seluruh partai di Senayan menjadi partai pendukung pemerintahan. Hanya PKS yang konsisten menjadi oposisi. Sementara PAN dan Partai Demokrat, menegaskan diri berada di tengah. Tidak mendukung, juga bukan oposisi. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.