Dark/Light Mode

Diungkapkan Hasto

Banteng Lebih Sering Kawin Dengan Beringin

Rabu, 12 Agustus 2020 05:39 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Foto: Dok. PDIP)
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Foto: Dok. PDIP)

 Sebelumnya 
Terakhir, Mega meminta para kandidat belajar sejarah. Agar saat memimpin nanti bisa menentukan arah Indonesia ke depan. Harapanya, pilkada menjadi momentum bagi partai untuk menggembleng pasangan calon agar benar-benar hadir sebagai pemimpin yang memiliki pandangan luas dan visioner. “Juga bisa menganalisis apa yang akan dikerjakan, apa yang bisa diberikan, dan sebagai syarat pemimpin yang mumpuni," ujarnya.

Sesi terakhir giliran Hasto yang bicara sekaligus wawancara dengan media. Ia menjawab banyak pertanyaan. Seperti kenapa PDIP mengusung Bobby, bukan Akhyar Nasution yang kini jadi Plt Wali Kota Medan. Soal ini, Hasto mengatakan, hasil kajian dari DPD PDIP Sumatera Utara diketahui Akhyar tidak bisa dicalonkan dengan alasan memiliki “ambisi kekuasaan” dan “ada indikasi dugaan faktor hukum”. 
 
Soal penentuan kandidat, Hasto mengklaim proses dimulai dari kepengurusan partai di tingkat paling bawah. Dia bilang, partainya membuka pintu bagi siapa saja yang ingin mendaftarkan diri sebagai bakal calon kepala daerah.
 
Pertanyaan selanjutnya, soal koalisi PDIP-Gerindra di 2024. Di sinilah Hasto memaparkan bahwa untuk saat ini, PDIP banyak kawin dengan Golkar. Hasto bilang, menghormati wacana koalisi PDIP-Gerindra di 2024. Hanya saja, fokus PDIP saat ini adalah memenangkan Pilkada. “Untuk sementara, bukan Gerindra partai yang paling banyak bekerja sama dengan PDIP. Melainkan Golkar. Dan yang paling sedikit dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)," tuturnya. 

Baca juga : Pangkas Harga Gas, PGN Bantu Kerek Daya Saing Industri

Berapa persentasenya? Hasto belum membeberkan. Dia berjanji akan mengumumkan hal itu pada pengumuman calon tahap keempat. Pada tahap terakhir itu, PDIP akan mengumumkan bakal calon gubernur hingga calon wali kota Surabaya.

Sejauh ini, PDIP sebenarnya sudah banyak berkoalisi dengan Gerindra. Contohnya di Tangerang Selatan, Solo, dan Medan. Partai juara 1 dan juara 2 di Pemilu 2019 ini kompak mengusung anggota keluarga Jokowi dan keluarga Prabowo.

Baca juga : Ceraikan Prabowo, 212 Berpaling Ke Lain Hati

Bagaimana peluang PDIP-Gerindra berkoalisi di 2024? Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan, masih dini untuk menentukan koalisi di 2024. Apalagi politik itu cair dan dinamis. Memang, Prabowo dan Mega terlihat mesra. Tapi, hal itu belum tentu berlanjut ke 2024. “Perlu dicatat, hubungan keduanya ini naik turun. Kemesraan mereka naik turun dan panas adem,” kata Ujang, kemarin. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.