Dark/Light Mode

Terima Tongkat Komando Dari SBY, AHY Tancap Gas

Sabtu, 2 Maret 2019 18:14 WIB
Komandan Kogasma Pemenangan Pemilu Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono saat menyampaikan pidato politik soal rekomendasi partainya kepada Presiden RI mendatang di Jakarta, Jumat (1/3). (Foto: IG Annisa Pohan)
Komandan Kogasma Pemenangan Pemilu Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono saat menyampaikan pidato politik soal rekomendasi partainya kepada Presiden RI mendatang di Jakarta, Jumat (1/3). (Foto: IG Annisa Pohan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah Ibu Ani sakit, SBY tidak bisa lagi memimpin kampanye Demokrat, padahal Pemilu 2019 tinggal menghitung hari. SBY memilih menemani Ibu Ani yang masih dirawat di Singapura.

SBY sudah menyerahkan tongkat komando ke putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk memimpin pemenangan Demokrat. Sebelumnya, AHY juga sudah mendapat tugas penting dari SBY.

AHY diangkat sebagai Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat. Penyerahan tongkat komando itu disampaikan SBY lewat surat yang ditulisnya di Singapura. Surat itu kemudian diserahkan dan dibacakan Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan di DPP Demokrat, Kamis (28/2).

Setelah pegang tongkat komando, AHY langsung tancap gas. Selain turun ke lapangan, kemarin dia membuat panggung khusus yang biasa dia lakukan beberapa waktu lalu: Pidato Kebangsaan di Djakarta Theater. Kali ini, pidatonya bertajuk "Rekomendasi Partai Demokrat untuk Presiden Indonesia Mendatang".

Baca juga : Bima & Kolaka Diguncang Gempa

Di awal pidato, AHY menyatakan, rekomendasi itu semestinya dibacakan SBY. Tapi, SBY tak bisa melakukannya karena sedang menemani kesembuhan Ibu Ani. "Insya Allah, hati dan pikiran beliau berdua tetap bersama kita, dalam perjuangan yang penting ini," kata AHY.

Ada 3 hal pokok yang disampaikan AHY. Pertama, tantangan Indonesia 2019-2024, dalam perspektif dunia internasional dan nasional. Kedua, persoalan dan aspirasi rakyat, serta solusi dan kebijakan yang ditawarkan Demokrat. Ketiga, ajakan Demokrat menyikapi perkembangan situasi sosial politik dewasa ini.

Untuk urusan aspirasi rakyat, AHY berharap presiden mendatang meneruskan dan meningkatkan program pro rakyat yang sudah dilakukan SBY selama 10 tahun menjadi presiden. Apa pun namanya. Program-program tersebut harus dilanjutkan untuk membantu masyarakat miskin yang kurang mampu.

Program-program tersebut antara lain: PKH, Raskin, BLSM, BPJS, BOS, Bidik Misi, LPDP, Beasiswa Santri, KUR dan PNPM, serta penyaluran subsidi secara tepat sasaran. "Seperti subsidi BBM, listrik dan pupuk," ujarnya.

Baca juga : Dituding Terima Triliunan Dari Impor, Mendag Ngeles

Beberapa permasalahan lain yang perlu diperhatikan soal melemahnya daya beli masyarakat karena penghasilan yang menurun dan kesulitan mendapatkan pekerjaan. Selain itu, dia juga menyoroti kegelisahan masyarakat dalam mencari lapangan pekerjaan.

"Demokrat merekomendasikan kepada presiden mendatang, untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi nasional hingga mencapai 6 persen atau lebih, serta menciptakan iklim dunia usaha yang kondusif, di antaranya melonggarkan pajak," kata AHY.

Terakhir, AHY mengungkapkan keprihatinan tentang kualitas demokrasi yang menurun. Terjadi polarisasi yang tajam di masyarakat jelang Pilpres. AHY mengklaim situasi ini tidak pernah terjadi di masa pemerintahan SBY.

"Partai Demokrat menyayangkan, karena kehidupan politik dan demokrasi, yang susah payah kita bangun sejak krisis 1998 dan hasilnya kian nyata; kini, terasa mundur kembali. Set back," ucapnya.

Baca juga : Dongkrak Potensi Ekonomi Daerah, KAI Mantapkan Digitalisasi

AHY mengatakan, pilpres kali ini lebih keras dibanding pilpres-pilpres di era reformasi sebelumnya. Jika situasi ini berkembang makin jauh dan melampaui batas kepatutannya, Demokrat khawatir kerukunan dan keutuhan kita sebagai bangsa akan retak.

Pemilu memang keras. Tapi tak sepatutnya menimbulkan perpecahan dan disintegrasi. AHY mengingatkan, diperlukan tanggung jawab dan jiwa besar, utamanya para elite dan pemimpin bangsa. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.