Dark/Light Mode

Ngaku Anjlok 8 Persen Di Jabar, Jokowi Bilang Karena Hoaks

Minggu, 3 Maret 2019 05:50 WIB
Diplester: Tangan Presiden Jokowi  sempat terluka saat meladeni permintaan salaman ribuan masyarakat Kota Kendari, Sabtu (2/3). (Foto: Biro Pers)
Diplester: Tangan Presiden Jokowi sempat terluka saat meladeni permintaan salaman ribuan masyarakat Kota Kendari, Sabtu (2/3). (Foto: Biro Pers)

 Sebelumnya 
Optimisme suaranya bisa bertambah naik, dibuktikan Jokowi dengan mengunjungi Pasar Sentral Kota Kendari. Dalam kunjungannya itu, banyak warga yang menghampirinya untuk bersalaman dan berfoto bersama. “Saya sudah tes sendiri dengan mengunjungi pasar. Saya optimis, bisalah suara saya di atas 70 persen,” katanya. 

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-­Ma’ruf mengakui persaingan di Jawa Barat memang ketat. Direktur Relawan TKN Maman Imanulhaq mengatakan, timnya beberapa kali menggelar rapat khusus untuk membahas kondisi di Jabar, DKI Jakarta dan Banten. 

Dia bilang, pihaknya akan terus menggempur Jabar agar capres jagoannya bisa menang. Maman merinci, salah satu daerah yang masih berat di Jabar adalah Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya. 

Baca juga : Ditolak Di Tabanan, Sandi Balik Kanan

Di sejumlah tempat di Jabar, Maman menyebut elektabilitas Jokowi juga turun naik. Maman menyebut konstelasi politik di Jabar memang tak mudah ditebak. “Strategi ke depan, kami pasrahkan saja daerah yang berat itu. Namun, kami akan mempertebal suara di daerah yang mengalami kenaikan signifikan,” kata Maman di Posko Cemara, Jakarta, Sabtu (2/3). 

Jabar adalah medan pertempuran penting bagi dua kandidat. Karena jumlah pemilihnya sangat besar. Sekitar 32 juta. Wajar jika provinsi ini jadi tantangan kubu 01. Pasalnya, di Pilpres 2014, Jokowi kalah telak di provinsi ini. Tak heran, Jokowi kerap mengunjungi daerah di Jabar. 

Pengamat Politik UIN Jakarta Adi Prayitno mengatakan, dengan jumlah pemilih yang besar, wajar Jabar menjadi wilayah primadona bagi kontestan untuk mencari suara maksimal. Tahun 2014, Jabar merupakan lumbung suara Prabowo. Adi yakin, Jokowi tak ingin mengulangi kekalahan yang sama di daerah itu. “Kalau bisa menyalip. Kalau tidak bisa, minimal draw (seri). Eskalasi per tempuran naik. Konon, Pak Jokowi sempat tertinggal jauh gara-­gara kontribusi suara Jawa Barat yang dimiliki Prabowo,” kata Adi, kepada Rakyat Merdeka, Sabtu (3/2). 

Baca juga : Pidato Di Sentul, Jokowi Bilang Optimis 40 Kali

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengingatkan, kunci kemenangan Jokowi ada di Jabar. Hal itu merujuk data suara di Pilpres 2014. 

Di Pilpres lalu, Jokowi kalah di 10 provinsi (termasuk Jabar). Kalah di Jabar sekitar 4,6 juta suara. Sementara kalah di 9 provinsi, kalau digabung hanya sekitar 3,6 juta suara. “Jadi, lebih banyak kalah di Jabar. Jabar dahsyat luar biasa,” ujarnya. 

Kata Qodari, jika Jokowi ingin merebut Jabar, Pilgub Jabar lalu bisa dijadikan acuan. Ridwan Kamil yang berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum, menang di 14 dari 27 kabupaten/kota. Sementara, pasangan Sudrajat-­Ahmad Syaikhu (Asyik) yang merupakan calon dari Gerindra-­PKS, menang di 8 kabupaten/kota. 

Baca juga : Eko Yuli Buka Asa Menuju Olimpiade Tokyo

TB Hassanudin­-Anton Charliyan menang di 2 kabupaten, Deddy Mizwar-­Dedi Mulyadi menang di 3 kota kabupaten. Menurut Qodari, daerah-­daerah utama yang dikuasai Sudrajat­-Syaikhu adalah daerah paling vital yang harus dikuasai Jokowi. 8 daerah itu adalah Sukabumi, Kota Depok, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor dan Bekasi. [BCG]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.