Dark/Light Mode

Jokowi: Rakyat Dikompori

Senin, 26 November 2018 07:10 WIB
Presiden Jokowi (kanan, berjabat tangan) di sela acara silaturahmi dengan para ulama dan habaib di kediaman H. Halim, Palembang Sumatera Selatan. (Foto: Twitter @pramonoanung)
Presiden Jokowi (kanan, berjabat tangan) di sela acara silaturahmi dengan para ulama dan habaib di kediaman H. Halim, Palembang Sumatera Selatan. (Foto: Twitter @pramonoanung)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi geregetan banyak pihak yang ngompori rakyat soal beda pilihan di Pemilu 2019. Presiden kembali menegaskan, bahwa kita semua bersaudara. Jangan mau dikompori hanya karena beda pilihan politik. "Kita ini saudara sebangsa dan se-Tanah Air. Jangan lupakan itu. Ini karena banyak kompor. Karena dipanas-panasi, dikompor-kompori, jadi panas semuanya," tegas Jokowi saat memberikan sambutan setelah menerima gelar adat Rajo Balaq Mangku Nagara, di Griya Agung, Palembang, Minggu (25/11).

Presiden tidak menyebut siapa yang dimaksud kompor dalam pidatonya. Namun, eks Walikota Solo itu berpesan kepada kompor-kompor ini untuk membiarkan rakyat memilih pilihannya masing-masing. "Biarkan masyarakat menggunakan hati nurani dan pendapat masing-masing serta rasional kita," imbuhnya.

Baca juga : Jokowi: Saya Dituding Antek Asing, Antek Aseng

Pandangan Presiden soal kompor ini bukan tanpa sebab. Berdasarkan laporan yang diterimanya, ada masyarakat di lingkungan tingkat rukun tetangga (RT) yang sampai ribut hanya karena beda jagoan politik. "Saya kadang-kadang geleng-geleng ini satu kampung, satu RT atau RW, tidak saling menyapa gara-gara pilihan bupati, gubernur, atau presiden," kata Jokowi. "Ada majelis taklim, gara-gara pilihan presiden tidak saling menyapa. Padahal, pilihan bupati, gubernur, presiden, walikota bukan saat ini saja atau rutin setiap lima tahun itu ada," tambahnya.

Nah, dengan fakta adanya kompor di tengah-tengah masyarakat, Jokowi berharap pemilu nanti berjalan lancar. Jangan sampai ada gesekan, apalagi konflik, terkait dengan pemilihan kepala daerah ataupun presiden. "Pilihan gubernur silakan pilih A, B, C, atau D kalau calonnya empat. Yang bupati juga silakan pilih A, B, atau C. Tapi, jangan sampai ada gesekan sekecil apa pun. Jangan sampai ada konflik," katanya.

Baca juga : Ya Allah... Kok Tragis Amat Ya Urusan Pilpres

Seperti biasa, Jokowi kembali menegaskan bahwa bangsa Indonesia itu bertajuk Bhineka Tunggal Ika. Isinya, ada sekitar 714 suku dan 1.100 bahasa daerah. Dia menegaskan, perbedaan dan keberagaman itu adalah anugerah dari Tuhan kepada Indonesia.

"Inilah anugerah Allah yang diberikan kepada kita, bangsa Indonesia. Ini harus kita syukuri. Sudah menjadi sunnatullah, sudah menjadi garis, bahwa kita ini bermacam-macam, berbeda-beda, dan berwarna-warni," katanya.

Baca juga : Salah Langkah, Elektabilitas Caleg Berkarya Babak Belur

"Tapi, kalau kita bisa menyatukan, ini akan menjadi aset terbesar, energi besar, bagi bangsa ini maju ke depan," imbuhnya. Diceritakan, saking kayanya budaya Indonesia, sulit untuk menghafal kebudayaan seperti bahasa daerah yang tergolong unik. "Saya belajar di sini, nanti pergi ke Jawa Barat, lupa lagi. Dari Jawa Barat pergi ke Sumut lupa lagi. Saya sering ingat misalnya seperti di Jawa Barat, setelah salam 'sampurasun'. Kemudian di Sumut ada 'horas'. Tapi saya pernah tiga kali keliru," katanya.

Menurutnya, Indonesia saat ini dalam kondisi kemajuan teknologi yang pesat. Namun,  jangan sampai, kemajuan zaman itu meluruhkan urusan kebudayaan. Jangan sampai, nilai-nilai persatuan merosot. "Teknologi Indonesia maju. Tradisi, adat, dan kebudayaan bangsa kita juga harus ikut maju," kata Jokowi. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.