Dark/Light Mode

Mahfudz Sidik Optimis, Gelora Tembus Papan Tengah Di Pemilu 2024

Senin, 15 Februari 2021 11:21 WIB
Mahfudz  Sidik Optimis, Gelora Tembus Papan Tengah Di Pemilu 2024

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia optimis masuk papan tengah dalam Pemilu 2024. Keyakinan tersebut diperoleh, karena hingga saat ini, belum ada partai dominan dan mayoritas. Pasar perpolitikan Indonesia masih terbuka.

"Setiap Pemilu, sejak 1999 sampai dengan 2019, selalu muncul partai baru. Sejumlah partai baru, bisa tampil sebagai kekuatan papan tengah, dan bahkan papan atas," ujar Mahfudz Sidik, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia dalam Rakorwil DPW Partai Gelora Indonesia di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (14/2).

Dia mencontohkan, pada Pemilu 1999 muncul partai baru yaitu PDIP, PKB dan PAN. Berturut-turut, ketiga partai meraih elektoral 33,7 persen, 12,6 persen dan 7,1 persen.

Baca juga : La Nyalla Optimis Pelabuhan Tanjung Carat Hidupkan Iklim Investasi

Pada Pemilu 2004, muncul partai baru yaitu Partai Demokrat (7,4 persen), PKS (7,3 persen), dan PBR (2,4 persen). Begitupun pada Pemilu 2014, Nasdem sebagai partai baru berhasil meraih 6,7 persen suara.

"Apakah partai baru berpeluang menjadi partai besar? Artinya, pasar politik Indonesia masih terbuka dan belum ada partai yang dominan atau mayoritas," jelas Mahfudz.

Mantan anggota DPR RI ini menerangkan, ada beberapa faktor yang menentukan partai baru dapat menjadi partai besar. Faktor tersebut antara lain eksistensi teritorial, segmentasi pemilih, positioning partai, cara kerja berbasis Daerah Pemilihan (Dapil), popularitas, dan formasi pasukan tempur.

Baca juga : Awas Risiko! Jaga Kesehatan Mulut Di Tengah Pandemi

"Karena itu, perlu dilakukan pemetaan dapil dengan cermat dari berbagai aspeknya. Mulai tetapkan target suara dan kursi di Daerah Pemilihan (Dapil), dan penuhi faktor penentu kekuatan partai," imbuh Mahfudz.

Partai Gelora Indonesia lahir sebagai respons atas dinamika geopolitik global dan politik domestik yang berlangsung. Di level global, perubahan tatanan dunia sedang berlangsung. Pandemi Covid-19 mempercepat proses perubahan tersebut, sekaligus memicu terjadinya krisis multidimensi di hampir banyak negara.

Pada level domestik, mulai 2020 Indonesia akan mengalami bonus demografi sampai 2035. Pengalaman sejumlah negara, bonus demografi menjadi faktor pemicu kemajuan ekonomi dan bidang-bidang lain.

Baca juga : Ogah Obral Janji, Partai Gelora Fokus Bangun Teritori Untuk 2024

Namun, Mahfudz mengingatkan, di saat bersamaan Indonesia mengalami kontradiksi sosial-politik, pembelahan ideologis politik di masyarakat bawah, elit politik yang pragmatis, keterbukaan informasi yang rentan menciptakan ketegangan dan konflik. Serta ketimpangan kesejahteraan dan liberalisasi ekonomi, dan makin terkekangnya demokrasi", imbuhnya.

Ragam kontradiksi ini berpotensi melemahkan ketahanan nasional, menggoyahkan kedaulatan nasional dan mengancam eksistensi NKRI.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.