Dark/Light Mode

Bangun Koalisi Pencapresan

Duet Golkar Dan NasDem Sudah Seperti Kakak Adik

Rabu, 3 Maret 2021 05:37 WIB
Ketua DPP Partai Golkar Bidang Media dan Penggalangan
Opini, Meutya Hafid (Foto: Net)
Ketua DPP Partai Golkar Bidang Media dan Penggalangan Opini, Meutya Hafid (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Golkar memilih berkoalisi untuk mengusung calon presiden (capres), daripada menggelar konvensi seperti yang tengah dipersiapkan Partai NasDem jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Partai Golkar sebagai partai yang mengawali proses konvensi paham betul proses dan mekanisme konvensi. Saat ini Golkar tidak mengagendakan konvensi,” kata Ketua DPP Partai Golkar Bidang Media dan Penggalangan Opini, Meutya Hafid dalam keterangan resminya yang diterima Rakyat Merdeka, kemarin.

Diungkapkan, strategi Partai Golkar menghadapi Pileg dan Pilpres 2024 dengan membuka diri berkoalisi dengan semua partai politik yang mempunyai visi misi yang sama.

Baca juga : Bangun Koalisi, NasDem Matangkan Konvensi Capres

Menurutnya, Pemilu 2024 masih akan tetap menggunakan dasar Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum (Pemilu). Karena itu, Golkar akan mempertimbangkan dengan cermat strategi terbaik untuk menghadapi pemilu legislatif (pileg) dan pemilu presiden (pilres) yang dilaksanakan secara bersamaan.

“Kami telah berkali-kali mengikuti pemilu. Sehingga kami tahu apa yang terbaik untuk Partai Golkar,” ujar Ketua Komisi I DPR itu.

Sebelumnya, Partai NasDem menyatakan, tengah serius mempersiapkan Konvensi Calon Presiden (Capres) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Bila tidak ada aral melintang, pelaksanaannya akan dimulai pada 2022.

Baca juga : Banyak Polisi Tersangkut Narkoba, Ancaman Hukuman Mati Tak Bikin Takut

Partai NasDem menyadari, tidak bisa mengusung calon presiden sendiri pada 2024, mengingat jumlah perolehan suara Partai NasDem yang tidak mencapai presidential threshold sebesar 20 persen. Karena itu, Partai NasDem saat ini fokus membangun komunikasi dengan sejumlah partai, sampai ambang batas pencalonan presiden 20 persen itu terpenuhi.

Upaya komunikasi NasDem dengan parpol lain mulai terjalin dengan Partai Golkar. Apabila dua parpol itu akan berduet syarat preshold sebesar 20 persen terpenuhi. Di Pemilu 2019, Partai Golkar meraih 12,31 persen suara dan Partai NasDem 9,05 persen. Jika digabung menjadi 21,36 persen.

“Koalisi dengan Golkar sangat terbuka, karena Golkar dan NasDem kaya adik dan kakak. Jadi bukan barang baru,” ungkap Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Willy Aditya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : KPK Lelet Garap Banteng Senayan

Dijelaskan, meski dari segi suara terpenuhi berkoalisi dengan Golkar, NasDem dan Golkar tetap membuka diri kepada partai politik lain untuk bergabung. “Kita sangat terbuka,” ucapnya.

Soal sosok capres yang akan diusung, nantinya akan diputuskan secara bersama-sama dengan partai politik yang berkoalisi. “Disepakati bersama capres dan cawapresnya. Kita akan rembukan bersama dengan Golkar. Tentu akan ada panitia bersama,” jelasnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.